Sinopsis Yong Pal Episode 1 Bagian 1

Dramakoreasinopsis.blogspot.com | Di sebuah ruangan dengan gambar grafik seperti menunjukan detak jantung seseorang, lalu memperlihatkan bagian telinga, mulut mata  dan tangan yang terpasang alat. Dua pasang kakinya terlihat, seorang wanita seperti tertidur dengan semua alat rekam medis menunjang kehidupannya. Terlihat mata si pasien bergerak perlahan. 

http://dramakoreasinopsis.blogspot.com/2015/09/sinopsis-yong-pal-episode-1-bagian-1.html


Flash Back 

Seorang wanita cantik terlihat di kaca spion, ia bernama Han Yeo Jin. Seorang pria yang duduk disampingnya terlihat dengan memasukan jari-jarinya ke sela-sela tangan Yeo Jin lalu mengengamnya dengan erat, Yeo Jin menatap si pria yang mengemudi mobil dengan satu tangannya seperti penuh rasa cinta. 

Keduanya saling mengubar senyum bahagia, sampai terdengar bunyi klakson mobil yang membuat suasana menjadi tegang. Beberapa pria yang ada didalam mobil menyuruhnya untuk menghentikan mobil tapi pria itu malah mengedipkan matanya pada Yeo Jin lalu melajukan mobil lebih cepat dan pindah ke arah yang berlawanan. 

Ia mencoba menghindari mobil yang  berjalan didepannya, Yeo Jin sempat sedikit terguncang, lalu mobil sempat memutar karena disenggol dari arah samping. Lalu dengan cepat mobil lainya menabrak dari arah samping, Yeo Jin menatap si pria yang terlihat mencoba mengendalikan stirnya. Tapi saat itu juga, mobil berhenti dan si pria terlihat melotot tertusuk sesuatu ditubuhnya. 

“Salah satu cara untuk keluar dari mimpi buruk adalah ... untuk bangun.”


Dari luar terlihat seperti mobil mereka, tertimpa tiang dan masuk ke dalam mobil. Yeo Jin masih sadar dengan wajah terciprat darah lalu berteriak melihat histeris. Ketika sampai dirumah sakitpun, ia masih sadar melihat prianya dibawa ke lorong sebelah kiri sementara ia kesebelah kanan, tanganya mencoba meraihnya tapi semakin menjauh. 

“Tapi kalau aku tidak bisa bangun, mimpi buruk terus berlanjut.”

Disebuah Gereja, ada peti mayat dengan pendeta dan beberapa jemaat duduk dibelakang. 

“Saudara-saudari yang saya cintai. kita berduka karena saudara kita, Andre yang meninggal dunia. Tapi kematian bukanlah akhir, Ini adalah awal kehidupan abadi dalam ajaran kristen. Jadi kita berharap untuk bertemu lagi dalam kasih Allah.Mari kita berdoa untuk Andre, yang meninggalkan kita dengan satu hati.Dalam nama Bapa, anak, dan roh kudus. Amin.”

Yeo Jin dengan baju hitam masuk ke dalam gereja, dengan mata berkaca-kaca melihat Andre sudah berada dalam peti mayat mengunakan jas. Kakinya sempat sedikit lemah tapi terus berjalan sampai akhirnya terhenti, air matanya tergenang, nafasnya terasa sesak dan akhirnya air matanya pun mengalir. 


Sebuah vas bunga pecah berkeping-keping, terlihat seperti seorang ayah hanya melihatnya lalu pergi. Yeo Jin melihat ayahnya dengan mata berkaca-kaca langsung berlari dan melompat kearah jendela kaca. Seluruh kaca jendela yang besar pun runtuh dalam sekejap, suaranya terdengar nyasir. 
Tubuh Yeo Jin pun melayang diudara, Ayahnya pun kaget melihat anaknya yang melompat bunuh diri dari ruang rawat. Tapi Yeo Jin terlihat masih melayang sebelum sampai kebawah, sang ayah berteriak memanggil anaknya dengan histeris dan panik. 


Yeo Jin seperti pasien yang hidup dengan bantuan dan pantaun alat, wajahnya sedikit pucat dengan baju putih yang dikenakannya dan rambut yang tertata rapih. 

“Mimpi buruk itu menjadi kenyataan lain. Dan kenyataan yang tidak akan pernah berakhir. Sampai dia sebut namaku.” Tiba-tiba mata Yeo Jin terbuka dan  melotot 


Dalam sebuah kamar yang gelap, terdengar ringtone telp “cepat jawab! cepat cepat jawab!” Pria bernama Kim Tae Hyuk yang sedang tidur tertelungkup langsung mengangkat dan bertanya “dimana”  
Beberapa saat kemudian, dibawah sungai yang dangkal dua orang berjalan menyusurinya sambil mengumpat. Tae Hyuk bertanya apakah temannya itu sudah bernegosasi. Sang teman mengatakan dirinya itu adalah Man Shik. 

“Harga dasar satu juta, ditambah 10.000 per jahitan dan Resep terpisah. Aku melakukannya dengan baik, kan?” jelas Man Shik bangga sambil memegang senter ditangannya. 
“Jika kau tahu keadaannya akan buruk seperti ini, Kau harus meminta lebih!” teriak Tae Hyuk kesal karena harus menyusuri sungai yang dangkal.

“Bagaimana aku tahu ini akan menjadi buruk ini?” ucap Man Shik sambil memainkan senter ke wajah Tae Hyuk 

“Jangan khawatir. Ini cukup baik hari ini dari apa yang aku dengar,  dan ini adalah pertempuran besar lalu orang-orang terluka cukup parah.” cerita Man Shik bangga lalu menarik Tae Hyuk berjalan kembali setelah itu baru menemukan sebuah tempat dibagian atas yang mereka tuju. 


Di sebuah gedung dengan tandas Salip dibagian atas, beberapa mobil polisi dan ambulance ada didepanya. Polisi yang sudah memeriksa memberitahu ketua polisi kalau semua yang orang yang mereka borgol adalah orang-orang yang menerobos masuk. Si polisi terlihat mengeluh karena tak ada gunanya mereka menangkap penjahat karena seharusnya mereka menemukan orang yang mengatur dan menjalankan bisnis ini. 

Kepala polisi akhirnya masuk ke dalam TKP dengan lembaran uang yang ada noda darah, lalu seperti bisa membayangkan tempat judi ilegal dengan tumpukan uang yang banyak dan para ahjumma yang berteriak gembira ketika menang dan pria yang kesal karena kalah. Setelah itu berjalan ke bagian meja dadu dan kartu, dengan mengunyah permen karet menghela nafas. 


Matanya menatap ke bagian seperti panggung yang panjang, dengan tempat duduk yang berserakan. 

Flash Back 

Seorang pria yang nyentrik berdiri diatas panggung dengan orang-orang yang duduk disamping dengan memegang gepokan uang.

“Perasaanku malam ini bagus, dan ini kesempatan kalian untuk mengubah jalan hidup kalian! Pertaruhan dimulai sekarang!” teriak si pria 

Akhirnya semua orang mengeluarkan diatas meja, seorang pria dengan topi putih keluar dan melihat dengan seorang pria dibelakangnya. Tiba-tiba polisi datang dengan menerobos jendela kaca mengunakan helm dan stick baseball. Semua yang ada disana menjerit, Polisi lainnya pun membuka pintu agar anggota lainnya bisa masuk. 

Pekelahian pun terjadi, si pria topi putih memberikan pukulan begitu juga pria yang lainnya. Lembaran uang bertebaran, sampia akhirnya seorang polisi berteriak untuk menangkap si pria seperti pengelola tempat judi. 


Tapi yang terjadi adalah polisi kalah dengan penyanggah leher dan berteriak kesakitan. Si kepala polisi yang duduk sambil mengaruk-garuk kepalanya merasa dengan perkelahiannya yang terjadi menurutnya buronan itu tidak terluka.

“Apakah kau sudah mengecek ke semua Ruang darurat  di Rumah sakit ?” tanya Kepala Polisi 

“Ah iya... Sampai saat ini, tidak ada orang yang bertato,  yang giginya patah atau memar di ruang darurat . Aku bahkan tidak menerima telepon  yang melaporkan adanya pasien yang mencurigakan”jelas anak buahnya. 

“Bajingan ini..kecuali kalau mereka dapat mukjijat,  sekarang mereka pasti akan merangkak menuju RS... Apa mungkin.....” kata Si kepala tim menduga-duga, keduanya langsung berpandangan itu mungkin kerjaan Yong Pal. 


Tae Hyuk keluar dari sebuah lubang yang terbuat dari besi dengan beberapa pipa besar, Man sudah ada diatas dengan melihat kedepan begitu juga Tae Hyuk. Semua pria bertatto tergeletak didepan mereka dengan mengaduh kesakitan dan berdarah-darah. Man Shik terlihat gembira dengan semua pasien dan bayarannya, merasa itu pekerjaan yang bagus. 

Mereka pun mulai berkerja dengan mencuci luka dengan alkohol lalu memasangkan perban dan kayu sebagai penyanggah karena salah satu kaki pasien patah. Man Shik pun memberikan note warna kuning sebagai tanda pasien dengan prioritas nomor dua. 

Tae Hyuk pindah ke pasien yang tertusuk dibagian bahu, bahkan robekan dipunggung dengan tatto pun bisa ditempel kembali seperti dijahit. Si pria bertopi yang bernama Dong Chul melihat dari atas apa yang dikerjakan Tae Hyuk bersama Man Shik. Wajahnya tersenyum karena semua anak buahnya bisa diberi pertolongan tanpa harus kerumah sakit. 


Tae Hyuk pindah memeriksa yang lainnya dengan mengecek mata pasien, lalu memberitahu pasien itu normal dan Min Hyuk memberikan tanda note hijau muda. Saat memeriksa salah satu pasien tanpa luka, langkahnya terhenti lalu bertanya pada si pasiean apakah ia baik-baik saja. 

Si pria gondrong mengatakan ia baik-baik saja karena itu bukan pertama kali berkelahi, Tae Hyuk langsung memeriksa kembali mata si pasien. Si pria tetap mengatakan dirinya tak punya penyakit dan sebagai pria yang sehat dan kuat. Tae Hyuk memeriksa tubuh si pria dan menemukan luka memar dibagian rusuk sebelah kiri. 

Tae Hyuk seperti bisa membayangkan si pria saat berkelahi, dipukul dengan baseball dibagian perut dan limpanya pun pecah dibagian dalam. Man Shik terlihat binggung denga mengaruk-garuk kepalanya. 

“Limpa dia pecah selagi berkelahi. Dia bisa mati karena pendarahan yang berlebihan.  Segera pindahkan! Dia adalah pasien darurat.” perintah Tae Hyuk, Man Shik mengeluh karena pria it terlihat sehat dibanding yang lainnya. 

“Dia akan segera pingsan. Cepat pindahkan Dia!” teriak Tae Hyuk kesal 
“Siapa yang suruh dipindahkan? Aku?
“Hei! tidak peduli seberapa hebatnya dirimu, Melakukan bisnis secara berlebihan dengan orang-orang.....” teriak si pria berdiri tak terima lalu jatuh pingsan. 

Dua seperti trolly dibuah menjadi meja, Yong Pal membuka tas ranselnya, alat-alat operasi disiapkan  salah satu disulap seperti meja operasi dengan kain biru dan alat-alat di rendam dalam cairan steril, lampu dipasang dan gantungan untuk infus. Tae Hyuk sudah mengunakan celemek sebagai panganti baju operasinya. 

Setelah itu Man Shik mengecek apakah anestesi sudah berkerja dengan memukul bagian wajahnya, ternyata si pasien tidak bangun. Tae Hyuk mulai mengoles betadine di bagian rusuk sebelah kiri, menutupnya dengan kain yang berlubang lalu pisau bedah siap ditangannya. 


Pukul 5 pagi di kantor polisi

Si kepala polisi bertanya pada polisi wanita yang baru datang, apakah menemukan pasien yang mencurigakan. Si polisi wanita mengatakan belum menemukannya, si kepala polisi sudah menduga itu pasti kerjaan Yong Pal. 

“Hah? jika bukan, sudah 6 jam lamanya setelah kecelakaan itu terjadi. Tidak mungkin membuat laporan karena tidak terjadi apa-apa di ruang darurat.” ungkap si kepala polisi 

“Tapi siapa itu Yong Pal?” tanya si polisi wanita binggung 

“Yong Pal itu Dukun yang hebat” kata polisi lainnya. 

“Jika dia seorang dukun, dia hanya dukun. Tapi apa memang ada dukun yang hebat seperti dia?” keluh si polisi wanita 

“Itu yang aku maksudkan. Dukun ini secara sembunyi-sembunyi bekerja untuk sekelompok  penjahat dan dibayar mahal. Menurut mereka, meskipun mereka bisa mati jika  mereka pergi ke rumah sakit, 
tetapi jika mereka ditangani oleh Yong Pal,  mereka tidak akan mati. Begitu katanya” cerita si poisi lainnya, polisi wanita sampai mengerutkan dahi mendengarnya, si kepala polisi hanya bisa menghela nafas. 


Tae Hyuk baru saja mencuci wajahnya yang berkeringat setelah melakukan operasi, Man Shik membawakan air minum untuk temannya yang kelelahan. Tae Hyuk bertanya berapa jumlah pasien yang tersisa, Man Shik menghitung masih ada tiga orang lagi yang perlu dijahit. Tae Hyuk mengajak temannya untuk melakukan dengan cepat lalu pergi. 
“Hei, ada yang harus aku kerjakan juga, brengsek. Mengapa kau tidak beristirahat?” ucap Man Shik menahan Tae Hyuk tak pergi dulu. 
“Kau tahu apa yang terjadi jika kau meremehkan aku, kan? Aku sudah menghitung  keuntungan kita” jelas Tae Hyuk melihat temannya yang menghitung dengan kalkulator. 

“Ahh..hanya karena aku salah menghitung  sekali saja waktu itu.” ungkap Man Shik dengan serius menghitung dengan kalkulator. Tae Hyuk mengejek temannya yang mengatakan tak masuk akal. 

“Ah Sial. Aku bilang itu benar-benar sebuah kesalahan. Hei kau, bahkan orang-orang seperti kita juga memiliki etos kerja.” kata Man Shik 

“Sungguh sebuah lelucon bagi seorang  rentenir bicara soal etos kerja. Bagaimanapun juga, seberapa besar aku sudah melunasi hutangku?” tanya Tae Hyuk 

Man Shik sibuk menghitung, menurutnya Tae Hyuk itu sedang lelah jadi tak perlu mengkhawatirkan masalah itu, karena akan membuatkan kwitansi dan memberikan padanya. Tae Hyuk bertanya apakah ia sudah melunasi setengah hutangnya. 

“Hei...Yong Pal, apa kau tahu hal yang paling  menakutkan di dunia ini?Hutang kepada seorang renternir. Asal kau tahu saja kalau hutangmu sudah berkurang” ucap Man Shik, Tae Hyuk hanya bisa menghela nafas, Man Shik mengumpat kesal karena salah menghitung. 

“Hei, tapi kau tahu aku sudah bertemu dengan  banyak orang yang berbeda di lapangan Tapi jujur saja, aku belum pernah bertemu dengan seseorang yang benar-benar mengumpulkan uang untuk membayar  hutangnya kepada rentenir. Kau adalah orang pertama yang aku temui. Kau benar-benar berbeda” komentar Man Shik 
“jangan bicara omong kosong...Ayo kita selesaikan degan cepat. Matahari sudah akan terbit” ajak Tae Hyuk tak ingin membuang waktu. 


Plastik alas meja operasi pun diganti, Tae Hyuk pun menyuruh pasien berikutnya untuk berbaring. Pria bertubuh tambun dengan rambut keriting berbaring menahan rasa sakit, Tae Hyuk meminta Lidocaine [Sejenis obat bius] Man Shik mencari dalam tas lalu memanggi Yong Pal memberitahu mereka sudah kehabisan obat bius. 

Si pria terlihat panik mendengar obat bius habis, Tae Hyuk tersenyum memberitahu mereka harus tetap melakukan operasi. Si pria makin  menjerit panik karena harus dioperasi tanpa dibius, Tae Hyuk pun meminta maaf karena mereka kehabisan bius. Si pria berteriak sambil duduk tak terima.

Man Shik mengangkat tongkat baseball baru bertanya apakah ia ingin tertidur selama 30 menit. Si pria itu pun mengeluh karena mereka berdua memperlakukannya seperti ini, Man Shik meminta supaya si pria berbaring karena banyak pasien dan mereka harus cepat menyelesaikanya, lalu  preman yang pemberani menangis hanya karena operasi tanpa obat bius. Si pria mengelak dirinya itu tak menangis. 

“Hei kawan! Kau tidak akan mati, ha? Tahan sakitnya dengan kuat” pesan Tae Hyuk, Si pria panik meminta waktu sebentar karena jantungnya belum siap, tapi Tae Hyuk langsung menjahit dan pria itu pun menjerit kesakitan. 


Auditorium Rumah Sakit 

Beberapa dokter baru sedang di hukum, Pria push up dan wanita scott jump  dengan berteriak “Mari kita melayanai [yang kelasnya diatas mereka] Dalam sebulan” setiap satu hitungan. Seorang dokter berkacamata bernama Park Tae Yong masuk ke dalam ruangan menghentikan hukuman untuk anak baru dan memulainya sekarang. 

“Apa semuanya sudah datang?” tanya Tae Yong duduk dibangku 

“ Dokter  tetap yang sudah tiga tahun,  Kim Tae Hyun belum..” ucap si dokter tambun, Tae Yong menghela nafas lalau menyuruh untuk segera memanggilnya. 

Si Pria memberitahu kalau sudah ada yang memanggilnya, lalu menunjuk kearah pintu Tae Hyun yang datang dengan pakaian operasi sambil membawa minum dan berjalan santai lalu duduk, berbeda dengan Tae Yong yang rapih dengan dasi. Tae Hyun dengan santai meremas botol air minum yang sudah habis. 
“Kau tidak boleh terlambat, kan?” sindir Tae Yong 
“Aku disini sebelum dimulai, jadi tidak apa-apa.” uca Tae Hyun melirik Tae Yong 
“Kau datang terlalu pagi lagi hari ini, kan?” ucap Tae Yong 

“Apa yang kau katakan? Aku menginap di RS” kata Tae Hyun 

“Jangan bohong, aku lihat kasurmu kosong semalam” komentar Tae Yong 

Tae Hyun berdalih kalau mungkin saja saat itu sedang ke kamar mandi, Tae Yong melirik sinis, Tae Hyun menyakinkan kalau ia tidur dirumah sakit. Tae Yong memperingati walaupun Tae Hyun itu sudah tiga tahun dirumah sakit tapi  melakukan praktek diluar akan mendapatkan tindakan disipliner. Tae Hyun tahu makanya ia sampai sekarang belum juga dipecat. 


Si pria tambun terlihat mulai memarahi dokter-dokter baru, Tae Hyun berteriak menyuruhnya berhenti sambil mengeluh karena sandiwara seperti itu dilakukannya setiap tahun. Lalu ia mengajak mereka tak perlumelakukan hal yang tidak berguna dan akan melakukan survei sekarang.
“Dengarkan apa yang ingin aku katakan baik-baik,  dan jika ada yang cocok, angkat tangan kalian. Mengerti?” ucap Tae Hyun, Semua dokter pun mengangguk mengerti, Tae Hyun pun berdiri sambil memulai mengajukan pertanyaan. 

“Pertama, di tempat ini, Ayahmu, ibumu, bibi atau pamanmu dan lainnya.. Pokoknya, dari keluarga kalian Ada yang bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit ini. Angkat tangan.” ucap Tae Hyun, semua dokter baru saling melirik satu sama lain tak ada yang mengangkat tanganya. 

 “Aku sudah sadar kalau pasti ada.. Kalian akan sangat menyesal jika terungkap nantinya.” kata Tae Hyun mengancam. 

Seorang dokter wanita mengangkat tangannya, Tae Hyun tersenyum lalu bertanya apa hubungannya dan dibagian mana. Wanita itu mmberitahu paman dari pihak ayahnya sebagai  manajer departemen Dokter Bedah Plastik. Tae Hyun tak percaya ternyata dokter itu adalah keponaka dari Dr Lee Shin Woo.

“Mengapa kau diam saja tadi, memiliki paman yang begitu hebat? Ah Tentu saja, seorang anak dari keluarga yang berada bagaimanapun juga akan beda” komentar Tae Hyun yang bersikap berlebihan dengan senyumanya. 

Lalu ia melihat kaki si dokter wanita sedikit ditekuk, bertanya apakah kakinya sakit, si dokter wanita mengeleng tapi Tae Hyun berteriak mengomel pada dokter senior yang sangat kasar. Setelah itu bersikap baik dengan menyuruh dokter wanita itu untuk duduk dan istirahat. Dokter wanita itu menolak karena tak enak hati, tapi Tae Hyun tetap menyuruhnya untuk duduk istirahat saja.


“Mengapa? Mengapa kau mengkhawatirkan orang lain.  Ah, tidak apa-apa. Dunia memang seperti itu Apa ada yang mengatakan untuk tidak memiliki  paman seperti Ketua Lee? Pergi dan duduk saja. ini perintah dokter” kata Tae Hyun begitu perhatian mengantar keponakan ketua Lee.

“Selanjutnya, kalian semua tahu kalau  Kita terhubung dengan grup Han Shin. Yang Kedua, keluarga kita adalah keluarga kerajaan  grup Han Shin Group. Angkat tangan” ucap Tae Hyun, Tae Yong menengur Tae Hyun untuk  mengubah ekspresi wajahnya agak sedikit. Tae Hyun pun mengangguk 
 “Hei, hei. Mendapatkan dukungan bukan hal yang memalukan” kata Tae Hyun.

“Bukankah kau sudah keterlaluan?” komentar salah satu dokter, dua dokter senior terlihat ketakutan karena dokter baru berani melawan Tae Hyun. 

“Tidak, maksudku.... Bagaimana kau membedakan kami karena memiliki kekuatan dan dukungan?” kata si dokter baru ketakutan saat Tae Hyun berjalan mendekat. 
“Apa kau bilang?  Aku tidak mendengar dengan jelas. Bicara dengan jelas!!” teriak Tae Hyun lalu bertanya apa pekerjaan ayahnya. 

Si dokter memberitahu ayahnya itu pegawai negeri. Tae Hyun bertanya pegawai negeri di tingkat mana, dokter itu memberitahu ayahnya berada di Departemen Peralatan Wakil Menteri. Tae Hyun mengodanya kalau pria itu pasti merasa kesal sekarang karena ayahnya sebagai Wakil Menteri dibawah seorang Menteri, lalu meminta untuk bersabar sebentar dengan memegang pundaknya setelah itu menyuruhnya untuk duduk juga. 

Tapi sidokter menolak, tapi Tae Hyun tetap mengajakanya untuk duduk sambil berisik untuk mengajak semua anggota keluarganya supaya mengecek kesehatan dirumah sakit. Setelah itu bertanya apakah ada lagi ayah mereka yang dokter. Tae Yong merasa sudah cukup lalu menyuruh semua dokter duduk dan bergantian dengan dirinya yang naik ke depan panggung. 


“Ah perhatian. Alasan mengapa Dokter Kim Tae Hyun sudah di selidiki masalah pribadinya Adalah untuk mencegah kemungkinan adanya  korupsi nantinya dan untuk kelas kalian selama residensi dan selama pemilihan khusus, Kami memeriksa tekanan eksternal dan memberikan peringatan publik.” ucap Tae Yong memperingati 

“Tapi jangan khawatir, guys. Pada akhirnya, orang-orang dengan latar belakang yang baik mendapatkan nilai bagus dan mendapatkan pelayanan khusus yang mereka inginkan. Kami telah melakukan ini setiap tahun, tapi itu tidak berguna. Akhirnya, yang mendapatkan dukungan yang akan menang. Dukungan.”ucap Tae Hyun sambil memeluk dua orang yang ayahnya punya jabatan penting. 
“Hei, Kim Tae Hyun, apa yang kau katakan?” teriak Tae Yong memperingati. 

“Kenapa? Itu benar Apa hasilnya pernah beda, keluarnya?” komentar Tae Hyun. 

Tae Yong sempat mengumpat dan mendengar ada ponselnya yang berbunyi, si pria tambun langsung mengeluarkan ponsel dari sakunya memberitau itu ponsel untuk tugas. Seperti seseorang meminta Kim Tae Hyun, si pria itu memberitahu Tae Hyun itu telp dari Bagian IGD, Tae Hyun bertanya siapa yang ada disana. 


Dalam ruang operasi 

Ada dokter Lee sebagai ketua Operasi, terlihat darah yang mengucur ke wajahnya terlihat ada darah yang tergenang dan meminta supaya di sedot, suster mencoba mengelap keringat tapi Dokter Lee terlihat kesal tak ingin diganggu. 

Tae Hyun datang langsung memakai sarung tangan sambil meminta maaf karena baru pertama kali menyapanya. Dokter Lee mencoba kembali melakukan operasi tapi terjadi pengenangan dan meminta menyedot darah pasien. Dokter dibagian depan memberitahu tekanan darahnya 60.

“Jika aku ada waktu, aku akan menyelesaikan  operasinya, tapi..Aku ada janji makan siang yang penting” ucap Dokter Lee ada Tae Hyun 

“Baik, aku akan menyelesaikan apa yang hampir anda selesaikan”kata Tae Hyun sudah memakain jubah operasi.  Dr Lee pun menyerahkan pada Tae Hyun lalu keluar dari ruangan. 
“Tekanan darahnya 50. Dia hampir mati, jadi sebaiknya kau cepat mengatasi pendarahannya dulu” ucap si pria yang ada didepan monitor. 

“Hyung kita dalam masalah besar.  Kita tidak berhasil mendapatkan tekanan darahnya”kata dokter didepan Tae Hyun panik 

“Bagaimana dengan "Coda Balloon Catheter"?” tanya Tae Hyun 
“Kami sudah melakukan itu, tapi karena membutuhkan waktu yang lama, kami mencopotnya Jika ini gagal, akan ada masalah besar. Pasien ini VIP” ucap Si dokter makin panik 
Si Dokter yang dibelakang monitor merasa dalam situasi seperti ini tak ada artinya VIP dalam hidup dan mati. Tae Hyun menegaskan lebih baik si pasien mati karena sangat suka dengan Pasien VIP, dibagian atas ruang operasi terlihat Dokter Lee yang gugup mengigitt jari tanya ternyata sengaja bersembunyi dengan melihat jalannya operasi dari monitor. 


Kembali keruang operasi, Suster bertanya apakah ia memesan darah lagi. Si dokter dibelakang monitor merasa tak memerlukan itu lagi karena sudah dari awal Dr Lee yang memotong pembuluh darahnya terlalu pendek, Tae Hyun melihat dari ke monitor dengan tekanan darah semakin menurun. 
“Itu aneh. Ketua Lee sudah pasti kidal.” gumam Tae Hyun 
“Hei, apa ketua benar-benar memulainya dari sinis sebelah sini?” tanya Tae Hyun  tapi terlihat dokter yang lainnya malah sedikit tertidur. Tae Hyun sampai berteriak kembali bertanya pada dokter yang lainnya.
“Tidak dia mulai dari kiri dan pindah ke tempat lain untuk mencari pembuluh darah” jelas si dokter didepan monitor, 
Tae Hyun pun akhinya bertukar tempat, memulai dengan meminta gunting tang lalu menyedot darahnya. Dr Lee bersandar dengan lemas menutup matanya, tapi setelah iu seperti bangun dari tidurnya, melihat ke arah monitor dan bisa bernafas lega. 
Tekanan darah dimonitor kembali naik, Tae Hyun pun meminta supaya suster membawakan darah lagi. Si Dokter yang ada dibelakang monitor memuji Tae Hyun yang memang benar-benar hebat, Tae Hyun pun menjahit dengan serius. 


Dr Lee terlihat berjongkok dengan tubuh lemas, seorang dokter datang melihat Dr Lee yang jongkok dengan wajah pucat berpikir sedang sakit. Dr Lee mengatakan hanya lelah saja lalu berdiri dari jongkoknya. Si dokter merasa Dr Lee itu bukan hanya lelah lalu melihat ke ruang operasi dari kaca. 
“Aku lihat kalau Tae Hyun berada di ujung tanduk. Apa pasiennya hidup?” tanya Si Dokter, Dr Lee mengangguk. 
“kalau begitu, tidak apa-apa. Mengapa wajahmu terlihat seperti kau ingin mati?” komentar si dokter 
“Apa maksudmu seperti ingin mati? Aku hanya lelah” ucap Dr Lee menyangkal dengan nada tinggi 
“Lupakan soal kelelahanmu. Itu baik-baik saja, kawan. Apa ada sesuatu yang memalukan? Itu mungkin karena kau harus berada di  lantai 12 dan tidak melakukan operasi. Sejujurnya, di departemen operasi,Dimana seorang profesor tidak membutuhkan bantuan dari Tae Hyun?” ucap si dokter 


“Apa? Bagaimana itu tidak memalukan? Apa kau tidak punya harga diri?  Seorang profesor meminta bantuan dokter biasa?” komentar Dr Lee tak terima 
“Apa yang sedang kau bicarakan? Apakah yang Dokter terpilih dan cadangannya sama? Dia hanya pelempar bola cadangan.  Kita menggunakan dia untuk menyelesaikan tahap  akhir jika kita merasa kelelahan Pokoknya, keberhasilan yang akan kita terima untuk masalah ini, aku tidak tahu bagaimana anak itu  bisa menghentikan pendarahan yang hebat itu, Aneh, bukan?” jelas si dokter sambil melihat ke meja operasi. 


Di dalam ruang operasi 
Tae Hyun pun sudah selesai menjahit, lalu menghela nafas karena sudah selesai lalu meminta dokter lainnya mencoba menutup bagian tubuh atas. Dokter didepannya menganguk mengerti sambil mengucapkan terimakasih. 
“Dikamar nomer berapa pasiennya?” tanya Tae Hyun, Suster pun memberitahu nomor 1213. 
“Maksudmu, Lantai 12, kamar nomer 13?” ucap Tae Hyun meyakinkan. 
Suster itu membenarkan lalu menayakan alasan Tae Hyun bertanya, Tae Hyun mengatakan hanya ingin tahu lalu akan pamit perg, Si dokter yang dibelakang monitor memuji Tae Hyun karena berkerja dengan bagus. Tae Hyun lalu mengajak si dokter yang didepannya untuk betemu dengannya nanti sambil mengedipkan matanya. 


Tae Hyun memeriksa pasien yang baru selesai operasi terlihat si ibu panik bertanya apakah operasinya berjalan lancar. Tae Hyun menendang teman sesama dokter memberikan kode, Si dokter memberitahu mereka masih memantaunya Tapi pasien sudah melewati saat yang membahayakan
“Surga sudah menolong dia. Untungnya, aku ada disana, kalau tidak....” ucap Tae Hyun tak tega mengatakannya. 
“Ya Tuhan, apa yang bisa kami lakukan?” ucap si wanita lainya  panik 

“Untungnya, aku tidak memiliki jadwal operasi, jadi Aku bisa bekerjasama dengan Ketua Lee. Itu suatu keberuntungan” ucap Tae Hyun 

“Oh, Anda begitu murah hati. Ini semua berkat Tuhan.”kata si ibu wanita 

“Ya itu betul. Kalau bukan kehendak Tuhan, Pasien tidak akan bisa bersama keluarganya sekarang, Jika kau pergi ke gereja hari Minggu ini,  memberikan persembahan syukur.”kata Tae Hyun 

Si wanita pun tahu itu, melihat Tae Hyuk yang sangat taat beragama lalu bertanya bagaimana caranya membalasnya. Tae Hyuk pun memeluk temannya meminta supaya jangan lupa kepada mereka sebagai dokter bedah, yang tanpa terlihat sudah bekerja keras, dan berdoa untuk mereka. Si wanita pun berjanji akan mendoakan kalian


“Ah, khususnya, jangan lupa untuk berucap syukur. Ada ayat dalam injil “Dimana hartamu berada disitulah hatimu berada.” ” ucap Tae Hyun memberikan kode dengan tangannya, Si wanita terlihat tersenyum mengerti. 


Tae Hyun menghitung uang diamplop sambi mengumpat orang kaya itu memang kurang sopan santun. Si dokter lainya terlihat ketakutan mengajak mereka pergi untuk pergi ke tempat lain dan tidak melakuan di tempatnya itu sekarang. 

“Hei, apa aku melakukan kejahatan” ucap Tae Hyun merasa tak mencuri 

“Ah, bagaimana jika Ketua melihat?” ucap si dokter lain makin ketakuan 

“Jika dia melihat, lalu kenapa? Ini harganya sama dengan yang kemarin”kata Tae Hyun membagi hasil uang pada temannya. Dengan wajah takut, temannya mengambil sambil mengucapkan terimakasih. 

“Apa yang kalian lakukan disini sekarang?”tegur Dr Lee berdiri dibelakang. Tae Hyuk dan sidokter kaget. Dr Lee terlihat sinis menatap Tae Hyuk.

Episode selanjutnya : Episode 1 Bagian 2

0 Komentar untuk "Sinopsis Yong Pal Episode 1 Bagian 1"

Back To Top