Sinopsis Yong Pal Episode 1 Bagian 2

Dramakoreasinopsis.blogspot.com | Beberapa penghargaan Lisensi spesialis terpajang di meja, Dr Lee melihat amplop uang lalu mengejek Tae Hyun adalah seorang pelaku kebiasaan. Tae Hyun binggung apa maksudnya “pelaku kebiasaan” 

“Pelaku kebiasaan yang mengancam keluarga pasien  untuk mendapatkan uang, bukan? Apakah kata-kataku  salah?” sindir Dr Lee dengan memperlihatkan amplop ditangannya. 

“Aku benar-benar tidak mengerti  apa yang Anda katakan, Ketua.”kata Tae Hyun pura-pura tak mengerti 

http://dramakoreasinopsis.blogspot.com/2015/09/sinopsis-yong-pal-episode-1-bagian-2.html


“Bagaimana kau bisa menyangkal ketika kau  sudah tertangkap basah? Lalu, uang apa ini? Apakah kau ingin pertemuan tiga arah dengan keluarga?” kata Dr Lee mengancam,

“Jika kalian mau, lakukanlah. Kebenaranya bahwa pasien hampir meninggal karena dirimu  tidak bisa mengontrol pendarahan dan kau menelponku dengan cepat, aku bisa menyelamatkan pasien itu. Lalu memang benar bahwa keluarga itu memberiku beberapa dolar sebagai rasa terima kasih. Tapi, apakah ada sesuatu yang salah?” ucap Tae Hyun membela diri 

“Apa yang kau katakan, nak?” ucap Dr Lee naik pitam membanting amplop diatas meja. 

“Mungkin, karena aku tidak memberikan uang padamu dan sesungguhnya, kau mendapatkan  lebih banyak setelah pasien dipulangkan. Itu kenyataan. Jika kau dapat mengakui mereka ke VIP Plus, itu adalah hal yang biasa bahwa mereka memberimu bonus setelah mereka keluar.  Lagipula, aku benar-benar tidak mengerti apa yang membuat diri anda marah, ketua.” komentar Tae Hyun 

Dr Lee semakin marah karena merasa Tae Hyun seperti berpura-pura bertanya padanya alasan dirinya itu marah.  Ponsel Dr Lee berdering lalu ia berkata akan segera keluar sekarang. Akhirnya ia menyuruh Tae Hyun keluar dan akan melanjutkan pembicaraannya nanti dengan alasan dirinya sangat sibuk. 

Tae Hyun setuju, lalu meminta supaya uang itu dikembalikan padanya karena membutuhkan uang itu sekarang. Dr Lee memberikan uang diamplop dengan wajah sinis lalu keluar lebih dulu dari ruanganya. 


Saat itu juga, terlihat Dr Lee menyapa seorang Presdir bernama Han Do Joon dengan beberapa petinggi lainnya. Tae Hyun yang mendengar pangilan Presdir sengaja bersembunyi untuk menguping. Sementara Dr lainnya memperkenalkan Dr Lee yang bertanggung jawab untuk Yeong Ae.
“Hallo.... Tapi, bagaimana anda datang ke sini tanpa pemberitahuan? Apakah anda mau teh di ruanganku??” ucap Dr Lee 

“Ah, kami telah minum di kantornya Direktur. Dan, hari ini, aku perlu mendiskusikan sesuatu yang mendesak dengan adikku. Lalu , orang-orang ini juga ingin bertemu Yeo Jin.” ucap Do Joon, Dr Lee mengerti maksudnya itu Yeong Ae, Tae Hyun pun bisa mendengar nama Yeong Ae kembali disebut. 
“Ah, ya, silahkan. Aku hanya bisa melakukan itu, bagaimanapun, setelah bertanya pada  Yeong Ae jika dia menginginkan untuk memiliki pengunjung.” ucap Dr Lee 

“Apa? Masalahnya kalau presdir yang merupakan kerabatnya langsung sudah disetujui oleh dokter menjadi orang yang bertanggung jawab.”protes si pria 

“Professor Lee , jangan begitu kasar. Orang-orang ini sudah tahu dari lama” kata Do Joon memohon 
“maafkan aku, presdir. Tapi, seperti yang sudah anda ketahui, ini adalah kehendak pasien  untuk menolak komunikasi dengan orang luar. Hal ini juga merupakan pendapat medisku  sebagai dokter utamanya untuk melindungi pasien.” jelas Dr Lee


“Seperti yang kau bilang, apakah itu adalah kehendak pasien, kita harus memeriksanya.” kata petinggi lainnya. 

Do Joon terlihat tertawa karena tak ada yang bisa mereka lakukan, menurutnya ini rumah sakit miliknya tapi kata-katanya sendiri tak mempan. Dr Lee melirik sinis lalu meminta maaf akan langsun bertanya pada Yeong Ae dan meminta kartu nama dari orang-orang itu. Do  Joon merasa tak ada yang bisa dilakukan sekarang karena Dr Lee berbicara seperti itu. Akhirnya ketiganya memberikan kartu nama pada Dr Lee dan Dr Lee pergi untuk menemui Yeong Ae. 

Do Joon lalu bertanya tentang Yeo Jin pada dokter lainnya, Dr memberitahu kalau  tidak ada perbedaan yang besar, tapi pasti ada kegagalan besar ketika seorang perawat baru tiba-tiba masuk Lalu dia mencoba memutilasi diri lagi. Do Joon kaget mengetahui Yeo Jin yang ingin motong tubuhnya sendiri. 
“Maafkan aku untuk mengatakan ini pada anda tapi ya dia melakukannya.” ucap si Dokter. 

“Ah, Aku tidak mengerti mengapa dia selalu melakukan itu.” keluh Do Joon, Si Dokter meminta maaf karena menyampaikan sesuatu yang dianggap tak enak. 


Dr Lee kembali datang memberitahu kalau sudah diduga karena terlalu benyak permintaan maka semua ditolak melakukan pertemuan.  Salah satu pria pun akhirnya meminta tolong supaya menyerahkan dokumen-dokumen padanya. Do Joon seperti memberi kode dengan anggukan pada Dr Lee. 

“Ya, tidak ada masalah baginya untuk melihat dokumen-dokumen, jadi aku akan menyerahkannya.” ucap Dr Lee 

“Ah, tunggu sebentara... Jika dia sensitif bahkan untuk bertemu orang, jenis dokumen yang melelahkan ini...”kata presdir Ko menahan untuk tak menyerahkan. 

“Maksudku, jika kau benar-benar seperti itu,  haruskah aku secara pribadi membacakannya pada Yeo Jin?” kata Do Joon. Si Pria itu pun merasa tak perlu, akhirnya Do Joon pun pamit untuk melihat Yeo Jin. 


Di Lift

“Bagaimana bisa kau mengatakan untuk menyerahkan  dokumen-dokumen padanya tadi? Itu seolah-olah kamu memberikannya kepada presdir Han.” tegur Presdir di sebelah kiri 

“Maafkan aku, aku sangat terburu-buru, aku... Kemudian, haruskah kita mengajukan permohonan ke pengadilan untuk membatalkan larangan kunjungan?” tanya si pria yang ada ditengah. 

“Apa kau gila? Kemudian semua orang bisa mengunjungi dia!  Bagaimana dengan harga saham?” ucap Si pria kacamata sinis. 

Tae Hyun sengaja berdiri dibelakang lift menguping pembicaran ketikanya, Presdir Ko yang berdiri dibagian kanan menurutnya Yeong Ae itu  menjadi sangat tidak nyaman. 


Bagian VIP 

Dr Lee dengan sengaja merobek kartu nama permberian tiga presdir, Do Joon berjalan disampingnya dengan wajah angkuh dan terlihat licik dari senyumannya. Tiga orang penjaga ada didepan pintu, lalu keduanya masuk ke dalam lorong, dengan kunci sidik jari Dr Lee membuka pintu ruangan, pintu pun akhirnya dibuka. 

Yeo Jin masih terbaring diruang rawat dengan alat-alat terlihat canggih. Do Joon bertanya kondisi Yeo Jin, Dr Lee merasa Do Joon bisa melihatnya sendiri kalau keadaan Yeo Jin masih sama. 
“Kau harus menjaganya dengan baik. Jika ada yang salah... kau tahu,kan?” ancam Do Joon, Dr Lee sangat tahu mengenai hal itu. 

“Apakah kau baik-baik saja? Maafkan aku, saudaramu ini, yang tidak bisa sering mengunjungimu. Bagaimanapun, di luar sana kau masih  memiliki banyak orang untuk mengunjungimu” kata Do Joon membungkuk disamping Yeo Jin. Terdengar seperti suara hati Yeo Ji yang mengumpat Do Joon itu setan.


Tae Hyun memeriksa buku pasien di meja reseptionist, seorang perawat tiba-tiba berbicara meminta untuk dibelikan makanan. Tae Hyun terlihat binggung lalu bertanya apakah suster itu sedang berbicara padanya. 

“Ya, siapa lagi selain kau, Dokter Kim? Apakah kau mengatakannya karena tidak tahu?” ucap si suster seperti mengetahui Tae Hyun baru saja dapet uang. 

“Kenapa... Kenapa aku harus membelikanmu makanan?” ucap Tae Hyun acuh. 

“Okay, Jadi Sudah jelas. Aku adalah  orang gila yang mengatakan hal-hal yang tidak berguna.” keluh suster. Tae Hyun pikir sudah mengetahui hal itu dengan baik. Si suster berteriak kesal dengan Tae Hyun malah mengejeknya. 

Seorang kepala perawat keluar menegur suster juniornya yang kembali berteriak,  Si suster dengan wajah cemberut mengibaratkan ada serangga yang  berkeliaran di Rumah Sakit yaitu  Serangga beracun

“Perawat Song, kenapa dokter Kim diam dan kau berteriak?” tegur si kepala perawat. 

“Mengapa kau melakukan itu padaku?” ucap suster Song masuk ke dalam ruangan dengan wajah cemberut. 

Si kepala perawat memberitahu Tae Hyun seharusnya pergi keruangan cuci darah karena yang ia dengar adiknya itu ada disana. Tae Hyun tersenyum merasa Sesuatu yang besar bisa terjadi lalu mengucap terimakasih dan pergi. 


Perawat Song keluar setelah melihat Tae Hyun pergi lalu berpikir si kepala perawat sudah berkencan dengan pria mata duitan itu. Kepala perawat berteriak mengomel karena Perawat Song berbicara apa saja yang dinginkanya. 

“Maksudku, lihatlah. Tanpa ada hubungan itu, mengapa kau selalu berada di pihak si mata duitan?” keluh Perawat Song. 

“Kau melakukan hal yang salah.” omel kepala perawat 

“Apa yang aku lakukan? Apakah kau tidak mendengar  dia memanggilku perempuan gila?” kata Perawat Song mengadu. 

“Aku tidak mendengarnya. Aku hanya mendengar  kau menyebut dirimu sendiri perempuan gila.” kata Kepala Perawat 

“Itulah yang aku maksud. Ketika aku menyebut diriku perempuan gila, dia mengatakan "Kau mengetahuinya dengan baik." Itu berarti dia mengatakan aku perempuan gila! Apakah kau tidak tahu?” ucap Perawat Song 

Kepala perawat menghela nafas lalu meminta supaya Perawat Song dan memikirkan dengan baik-baik “siapa yang menyebutnya perempuan gila” lalu kepala perawat pun memanggilnya perempuan gila. Perawat Song berteriak kembali mengeluh dengan ucapan kepala Perawat. 


Tae Hyun masuk ke tempat cuci darah, seorang anak perempuan yang cantik sedang terbaring dengan mata terpejam, lalu duduk disamping adiknya sambil memandangnya dengan senyuman. 

Flash Back 

So Hyun berteriak memanggil kakaknya  karena sangat lapar. Tae Hyun datang dengan nampan lalu mengeluh adiknya itu suka sekali terburu-buru lalu membuka mangkuk, sup pasta kacang dan tofu masih panas diatas meja. So Hyun terlihat sangat bersemangat ingin segera memakannya. 

“Kau tahu Kau tidak bisa memakannya, bukan?  Ini punyamu.” ucap Tae Hyun menahan adiknya untuk mencoba lalu memberikan sebuah sup berkuah bening dengan tofu. 

“Ah, aku tahu, aku tahu. Apakah ada orang yang bilang aku akan memakannya? Aku hanya bilang kelihatannya enak.” ucap So Hyun terlihat kesal 

“So Hyun. Meskipun sulit, tunggulah sebentar lagi. Aku pasti akan mengobatimu sehingga kau bisa makan semua jenis makanan yang kau inginkan.” kata Tae Hyun menatap adiknya. 
“Okay, aku mengerti. Aku tidak perlu hal seperti itu.”kata So Hyun 


Terdengar suara memanggil So Hyun, Sang ibu datang dan So Hyun memberitahu Oppa Tae Hyun datang, Sang ibu terlihat tak begitu gembira melihat kedatangan Tae Hyun, lalu bertanya kenapa anaknya datang dan berpikir sesuatu pasti terjadi. Tae Hyun tersenyum mengatakan tak ada yang terjadi. 

“Ibu, Ibu. Oppa pergi bekerja untuk  hari pertamanya sebagai dokter magang. Sekarang, oppa benar-benar seorang dokter.” ucap So Hyun bangga 

“Hey, dokter apa. Aku bilang aku hanya dokter magang.” komentar Tae Hyun 

“Seorang dokter atau dokter magang,  kenapa kau membuat keributan?” ucap Ibunya. 
“Apa maksudmu keributan? Aku hanya...” ucap So Hyun 

Ibunya bertanya apakah anaknya itu sudah minum obat, So Hyun menganggu lalu mengajak ibunya cepat duduk untuk makan sup bersama. Lalu ketikanya makan bersama rumah atap dengan pemandangan dibagian bawah rumah yang cukup padat. 


Malam hari

Tae Hyun duduk disamping ibunya yang sedang mengupas bawang, lalu meminta supaya ibunya menunggu sebentar lagi untuk membuat hidup mereka menjadi nyaman. Ibunya merasa anaknya itu belum sadar, karena harus membuat hidup mereka menjadi nyaman. 
“Apa yang telah dilakukan orang tuamu untuk dirimu? Kami tidak seperti orang tua yang lain.....” ucap Ibu Tae Hyun yang langsung disela oleh anaknya. 

“Aku tahu, Aku tahu. Apakah kami memberikanmu kursus ketika semua orang mendapatkannya Atau apakah kami pernah sekali membayar biaya sekolah kedokteranmu yang mahal? Itu adalah sandiwaramu.” ucap Tae Hyun, Ibunya tersenyum karena anaknya sudah mengetahuinya. 

Tae Hyun memegang tangan ibunya, meminta supaya ibunya menunggu karena sebentar lagi akan mendapatkan pekerjaan paruh waktu dengan mata berkaca-kaca dan mulai saat itu juga, kesulitannya benar-benar berakhir.Ibunya sempat mengejek dengan air mata haru. 

“Aku juga akan mengobati So Hyun dan Kesulitan ibu? Sudah hampir berakhir.” janji Tae Hyun dengan mata berkaca-kaca 

“Ah... kau Bajingan gila. Lepaskan, nanti bau bawang.” ejek ibunya, Tae Hyun memberikan senyuman pada sang ibu. 


So Hyun membuka matanya,melihat sang kakak yang sudah datang dan saat itu ketiduran. Tae Hyun terlihat masih berkaca-kaca memberikan senyuman menegur adiknya yang tak memberitahu ketika datang kerumah sakit. So Hyun tahu kakaknya itu sangat sibuk, Tae Hyun mencoba memeriksa dari wajah adiknya. 

“Ada apa dengan warna kulitmu?  Kenapa? Apakah ada sesuatu yang aneh? Kau tidak suka jika sedang cuci darah?” ucap Tae Hyun khawatir dengan wajah adiknya yang pucat. 

“Jika aku sedang menerima perawatan cuci darah, tentu saja tubuhku akan bereaksi sedikit. Tentu saja aku tidak menyukainya. Selain itu, apa maksudnya perasaan buruk  dari perawatan cuci darah?” kata So Hyun tersenyum sumringah. 

“Apakah kau benar seorang pasien? Kenapa kau begitu semangat?”goda Tae Hyun pada adiknya. So Hyun lalu mengucapkan kata maaf. 

“Benar,jadi kau tahu bagaimana merasa bersalah. Aku katakan padamu untuk datang lebih sering,  kenapa tidak kau lakukan?”omel Tae Hyun 

“Tapi, aku harus bertahan semampuku sebelum datang kesini. Aku juga mempunyai hati nurani. Kejahatan apa yang kau lakukan sehingga kau harus menghabiskan semua pendapatanmu untuk biaya pengobatanku?” kata So Hyun 

“Jangan bercanda dan datanglah sesuai dengan jadwal yang rumah sakit berikan padamu. Tiga kali seminggu. Mengerti? Aku seorang dokter dan menghasilkan banyak uang. Membayar biaya pengobatanmu bukan masalah.” jelas Tae Hyun ingin membuat adiknya tak khawatir

So Hyun merasa itu alasan kakaknya masih belum membayar pinjamannya Dan akan mengalami kesulitan untuk mengakhirinya. Tae Hyun mengatakan itu karena biaya sekolah kedokteran lebih mahal dan suku bunga rendah. Sehingga sangat bermanfaat mengambil jangka waktu yang panjang, menurutnya hanya orang bodoh yang akan membayar dengan cepat. 

“Oppa...kau masih melihatku seperti anak kecil, bukan?” ucap So Hyun, Tae Hyun mengangguk merasa adiknya itu masih anak kecil 

“Oppa, aku..bahkan jika aku berhenti hidup, aku tidak akan merasa menyesal. Karena aku bertemu dengan oppa yang baik, Aku sudah hidup berlebihan” uap So Hyun dengan menahan tangisnya. 

“Kalau bukan untuk ibu, Kau akan dapat pukulan dariku”kata Tae Hyun memegang tangan adiknya. 

“Sejujurnya, Aku juga ingin dipukul olehmu sejak aku masih kecil. Oppa, maafkan aku.”kata So Hyun, terlihat air mata Tae Hyun mengalir di pipinya dan memegang tanganya. 


Dalam ruangan tempat tidur dokter, ringtone ponsel Tae Hyun kembali berbunyi “cepat angkat” dengan wajah masih mengantuk mengangkat telp dan bertanya “dimana”. Di sebuah lorong, Tae Hyun digeret oleh dua orang pria dalam sebuah club. Tae Hyun menjerit bisa berjalan sendiri.

Man Shik sudah ad didalam ruangan, terlihat ada luba di perut pasien dan darah terus keluar  dan meminta Tae Hyun supaya menangani si pria berambut plontos. Tae Hyun melihat lubang yang terus mengeluarkan darah seperti bisa melihat ada peluru yang ada didalamnya. 

“Tembakan? Oleh polisi? Apakah kau gila?” bisik Tae Hyun mengumpat kesal, Man Shik mengangguk merasa tubuh si pria itu sedang berjuang. 

“Apa yang kau lakukan? Segera lakukan!” teriak pria berkemeja merah. 

“Kita tidak bisa melakukannya di sini. Hanya ada dua pilihan, pertama, pergi ke rumah sakit  dan hidup atau mati di sini.” ucap Tae Hyun setelah melihat kembali darah yang terus mengucur. 

“Tidak, kau yang putuskan. Pilih kau dan hyungnim, kau hidup atau Kau akan mati dengan hyungnim kami.” kata si pria berkemeja merah dan pria yang ada dibelakang sudah siap dengan pisaunya. 


“Kau mengatakannya dengan baik, Sekarang Dengarkan dengan baik. Bahkan jika aku mati,  aku tidak akan masuk penjara. Bagaimanapun mereka meyakinkanmu. Jangan pernah ke rumah sakit. Orang-orang ini menjadi takut karena aku mendapatkan tembakan dari polisi,Karena mereka mungkin mendapatkan masalah juga.” kata si Don Chul menahan sakitnya, Man Shik gugup merasa bukan itu maksudnya.  

“Pastikan orang-orang ini terikat padaku bahkan jika aku mati. Kau bisa berjanji,kan?” kata Don Chul itu mengancam. Anak buahnya langsung mengatakan sangat mengerti. 

“Dasar bajingan gila!! Hari ini, tidak ada yang akan mati di sini. Bersihkan meja, Golongan darah A. Bawa semua orang yang golongan darah A.” perintah Tae Hyun setelah membaringkan Don Chul. 

Si pria berkemeja merah binggung bagaimana caranya mereka melakukanya. Tae Hyun memberitahu orang yang dirawatnya kemarin memiliki tanda yang sama di leher, menurutnya mungkin Gol Darah A sulit jadi Gol Darah O juga tak masalah. Semua saling melihat tapi ada golongan darah B, Si pria dengan rambut keriting berteriak kalau bos mereka sedang kritis jadi harus cepat mencari gol Darah A. 

Man Shik tak sengaja melihat dibagian leher terlihat si pria keriting itu memiliki gol darah A. 
Akhirnya ia yang berbaring dengan arah yang mengalir dari tubuhnya, Tae Hyun memarahi si pria untuk mengepalkan tangannya supaya darahnya cepat keluar. Si pria mengumpat pada Tae Hyun yang bicara informal padanya. 

Tae Hyun seperti mengacuhkan, lalu dengan ujung pisau yang sudah disterilisasikan memulai operasi dengan mencuci dulu lubang bekas peluru. 


Dikantor polisi 

Si polisi memberitahu Sesuatu muncul, seperti Sesuatu tentang ruangan salon. Detektif Lee terdengar tak percaya. Si polisi mengatakan benar-benar yakin tapi menurutnya  sarang lebah yang membuatnya ke datang ke tempat itu. Detektif Lee lalu memerintahkan semuanya supaya bertemu ditempat lalu mengajaknya dengan anak buahnya untuk pergi. 


Sebuah peluru pun bisa dikeluarkan, Man Shik dengan banggak kalau dokter itu namanya Yong Pal, beberapa polisi seperti masuk dengan menuruni tangga. Tae Hyun memulain untuk menjahitnya. Si pria berkemeja merah menerima telp lalu terdengar ada sesuatu yang terjadi diluar. 

Tae Hyuk berhenti menjahit mendengarnya, lalu memilih untuk mengeluarkan kembali benangnya. Si pria kemeja merah bertanya kenapa Yong Pal tak menjahitnya. Tae Hyuk meminta tak khawatir karena Don Chul tidak akan mati karena lebih baik sekarang untuk lari daripada menjahitnya lalu menempelkan plester besar. 

Man Shik terlihat binggung, Tae Hyuk berteriak menyuruh Man Shik untuk berkemas sekarang juga. Saat keluar terlihat beberapa wanita sedang menari-nari ditiang, Don Chul berjalan dipapah oleh si pria kemeja merah dan Tae Hyun diapit dua anak buah agar tak kabur. 

Polisi sudah masuk kedalam dengan cepat, Tae Hyun langsung menutup wajahnya dengan masker operasi. Polisi yang melihat orang yang mereka cari-cari untuk mengejarnya, perkelahian pun terjadi, anak buah Do Chul seperti langsung melawan polisi, suara jerit dari para wanita  ketakutan mendengar. Akhirnya Don Chul dkk berhasil naik ke bagian atap. 


“Dengan cara itu, hyungnimu bisa tertangkap.” teriak seseorang dibelakang, Tae Hyun kaget karena bisa saja ketahuan oleh polisi. 

“Semuanya tetaplah diam dan angkat tangan. Jika tidak, aku akan menembak.” ucap Detektif Lee dengan mengacungkan pistolnya. 

Si anak buah detektif Lee berlari keatap untuk melapor tapi bertapa kagetnya ternyata Don Chul dan kawan-kawan ada didepan mereka sedang mengangkat tangan. Si pria kemeja merah membalikan badannya, Detektif Lee berteriak karena tak ada yang menyuruhnya berbalik. 

“Kenapa? Pasti ada alasan kenapa aku tidak bisa berbalik. Ahh, kau tidak memiliki cukup orang? Yong Pal. Bawa hyung dan pergilah sekarang” ucap Si pria kemeja merah. 

“Yong Pal? Hei, masker! masker, kau Yong Pal, bukan? Jika kau bergerak, aku akan menembak.” teriak Detektif Lee mengancam. 

Anak buah Don Chul malah mendekat Detektif Lee dan membiarkan Tae Hyun membawa Don Chul dengan Man Shik. Si pria kemeja merah mengeluarkan pisau lalu menjatuhkan begitu saja, lalu berkata sudah tak memiliki senjata jadi mereka bisa menembaknya sekarang. Setelah itu berteriak menyuruh Yong Pal untuk cepat pergi sekarang. 

Detektif Lee ingin melepaskan tembakan, anak buahnya menahan karena kejadian itu direkam oleh CCTV. Tiba-tiba datang anak buah Don Chul yang besar-besar dengan pemukul baseball. Si pria kemeja pun menyuruh semua menjatuhkanya, Detektif Lee tertawa mengejek sambil mengumpat. 


Tae Hyuk berhasil membawa Don Chul sampai ke dalam mobil dan ia berjalan dikebelakang kemudi tapi Man Shik malah diam saja. Man Shik heran mengapa mereka harus pergi melarikan diri dengan pria yang terluka, Tae Hyuk kaget lalu melirik Don Hyuk terlihat menahan sakit akhirnya ia pun pergi mengemudi mobil sendiri. 

Ketika mobil Tae Hyuk keluar, polisi yang berjala melaporkan kalau Yong Pal berjalan menjauh lalu bertanya apa yang harus dilakukanya. Detektif Lee masuk ke dalam mobil yang menyamar sebagai pengiriman barang, lalu berteriak seharusnya sekarang mereka menyalakan mesin. 

“Hubungi seluruh tim mobil polisi. Mobil tersangka sedang menuju utara dari jalan Rodeo. Mulai sekarang, kita mulai mengejar kelinci.”ucap Detektif Lee yang sudah bisa melihat mobil Yong Pal didepan mereka. 


Tae Hyuk terlihat masih santai menyetir mobil, dibeberapa bagian jalan polisi menutup jalur-jalurnya tapi Tae Hyuk masih bisa mengalihkan mobilnya kearah yang lain. Polisi melihat mobil yang dikemudikan Yong Pal berjalan ke perempatan, Detektif Lee malah tersenyum. Pintu perlintasan kereta tertutup, Tae Hyuk melihat diseberang jalan sudah ada polisi yang berjaga-jaga. 

Kereta melintas, Tae Hyuk dengan cepat menaiki trotoar berjalan ke arah kanan jalan mengikuti jalannya kereta api. Detektif Lee yang ada di dalam mobil berteriak memerintahkan supaya menganti lampu lalu lintas segera. Tae Hyuk mencari jalan, sampai akhirnya terjebak di dengan mobil di depanya karena semua lampu lalu lintas berwarna merah. 
Semua polisi mulai berjalan dari depan belakang dan samping sudah berjaga-jaga, Akhirnya Tae Hyun dengan sengaja menyeruduk mobil depan dan belakang sampai bisa membuat jarak dan akhirnya berhasil kabur, walaupun beberapa polisi berlari kearahnya. Mobilnya sempat berputar karena menabrak tapi bisa tetap mengendalikan stir mobil. 
Kejar-kejaran pun terjadi, mobil Tae Hyuk pun sedikit miring saat berbelok dan sempat sedikit berguncang, lalu sempat kaget karena didepan mereka seperti ada tumpukan kertas. Mobilnya kembali bisa mennghidari tabrakan tapi dua mobil itu malah tertabrak mobil polisi. Tae Hyun akhirnya masuk ke jalan yang dilarang, disamping mereka tepat berjalannya kereta api, tapi mobilnya terhenti karena sudah ada polisi yang menutup jalan. 


Saat akan mundur dua mobil polisi sudah ada disana, Don Chul merasa kalau mereka sekarang tidak beruntung dan memintany untuk berhenti saja. Tae Hyuk tak bisa karena dengan begitu adiknya itu akan mati. Dengan menutup wajahnya dengan masker lalu keluar dari mobil memakai tas ranselnya lalu mengajak Don Chul keluar. 
“Ah, sunbae, apa yang harus kita lakukan pada bajingan itu?” umpat Si anak buah turun dari mobil. 
“Tidak ada alasan untuk terburu-buru. Berjalanlah dengan pelan dan tangkap dia.” perintah detektif Lee. 

Tae Hyun dan Don Chul menaiki cap mobil dan berada di pinggir jembatan, Si anak buah terlihat mulai kesal dengan yang direncanakan keduanya. Tae Hyuk berteriak menyuruh polisi tak mendekat. 
“Yong Pal! Ayo berhenti! Aku lelah! Jika kau melompat dari situ, kau akan mati!” teriak detektif Lee. 


Tae Hyun membuka ujung suntikan, Don Chul ketakutan melihat suntikan yang diberikan lalu bertanya apa cairan itu. Tae Hyun  memberitahu itu Epinephrine, karena Tanpa itu ketika mereka melompat maka 100 % akan mati. Don Chul malah panik karena mereka harus melompat dari jembatan yang sangat tinggi. 

“Lalu, apa yang mau kau lakukan? kau mau tertangkap?” ucap Tae Hyun 
“Lalu, jika kau disuntik dan lompat?” tanya Don Hyun

“Sekitar 50%.... Tidak, kita tidak akan mati, Kita tidak akan pernah mati.” ucap Tae Hyun melirik ke arah detektif Lee.

Ia pun menyerahkan suntikan pada Don Chul agar memegang kalau memang tak mau melompat, Don Chul menahannya lalu memeriksa jaraknya untuk melompat sampai ke sungai lalu mengelengkan kepala dirinya tak bisa. Detektif Lee memanggil Yong Pal lalu mengajaknya untuk mendekat pada mereka saja. 

“Dosa apa yang kau miliki? Aku akan mempertimbangkan keadaanmu. Yang paling utama, itu adalah pelanggaran hukum medis dan Percobaan, kau tahu benar itu kan?” teriak Detektif Lee. 

“Cepat putuskan! Polisi akan berada di sini. Itu akan berguna untuk melompat.” ucap Tae Hyun 
“Aku mengerti. Aku mengerti. Aku akan mendapatkan suntikan itu dan...” kata Don Chul

Belum selesai Don Chul bicara, Tae Hyun langsung menusukan cairan Epinephrine, setelah itu Tae Hyun menusukan pada pahanya sendiri dan cairan masuk ke dalam seluruh jaringan tubuhanya. Detektif Lee memicingkan mata melihat apa yang dilakukan keduanya.  Tae Hyun pun langsung menarik Don Chul untuk melompat dari jembatan.

Episode selanjutnya :  Episode 2 Bagian 1

0 Komentar untuk "Sinopsis Yong Pal Episode 1 Bagian 2"

Back To Top