Sinopsis 3 Days Episode 4 Bagian 1

Dramakoreasinopsis | Sinopsis 3 Days Episode 4 Bagian 1  -  Februari 1998…
Seorang polisi sebuah desa berpatroli rutin dengan mengendarai sepedanya. Ia melewati beberapa pelajar yang sedang menunggu bis di halte. Ia juga sempat menyapa beberapa warga yang sedang duduk-duduk bersama warga lain.

 Ia menyusuri pinggir laut dan sempat berteggur sapa dengan pasangan paruh baya yang sedang berjalan-jalan malam.

Tiba-tiba polisi itu berhenti dan mengarahkan senternya ke arah laut. Terdengar suara letusan senjata. Polisi itu roboh seketika.
 
Di tempat lain yang juga berada di dekat laut, melaju dua buah truk yang dipenuhi tentara siap tempur. Mereka menyandang senapan dan menyamarkan wajah mereka dengan cat. 

Salah satu dari mereka adalah Chief Ham. Hmmm…apakah mereka yang menembak polisi itu? Ataukah sedang terjadi perang?
 
Kembali ke masa kini…

Chief Ham berbicara dengan seseorang di telepon dan berkata mereka harus menemukan Presiden lebih dulu. Dan pastikan untuk membunuhnya.

Cha Young yang bersembunyi di bawah tempat tidur terkejut mendengarnya. Ia menutupi mulutnya dengan tangannya agar Chief Ham tidak curiga. Setelah terdengar suara pintu dibuka dan ditutup, barulah Cha Young berani untuk bergerak.

Tapi ketika ia hendak keluar dari bawah tempat tidur, ia melihat Chief Ham sedang berjongkok memandanginya. Hiiiyyy….
 
Chief Ham mengacungkan senjatanya pada Cha Young. Cha Young bertanya apakah benar Chief Ham yang telah menyerang Presiden.

“Tapi kenapa? Apakah Bapak juga akan membunuh saya dan menyebut saya pengkhianat? Apakah orang lain akan percaya itu? Berhentilah. Rencana Bapak sudah gagal. Presiden masih hidup.”

“Tidak. Presiden akan mati hari ini.”

Cha Young berkata ia tidak tahu dengan siapa Chief Ham tadi berbicara tapi Tae Kyung pasti akan melindungi Presiden.

“Jika terdengar suara letusan lagi, orang-orang akan mencurigaiku,” ujar Chief Ham. Ia memukul Cha Young hingga pingsan.

  http://dramakoreasinopsis.blogspot.com/2015/02/sinopsis-3-days-episode-4-bagian-1.html

Tanggal 5 Maret Pukul 23.40 

3 jam 40 menit setelah penembakan 

Tae Kyung sedang berjalan dari gerbong 3 menuju gerbong 4 ketika ia melihat Yoon Jae dan rekan-rekannya yang lain berjalan dari arah berlawanan.

Yoon Jae melihat Tae Kyung namun karena terhalang oleh penumpang yang sedang berdiri, ia kehilangan jejak Tae Kyung. Ia bergegas menghampiri tempat di mana Tae Kyung tadi terlihat. Di depan toilet.

Satu-satunya tempat yang dicurigai adalah toilet. Namun ketika ia menarik orang yang keluar dari toilet, orang itu bukanlah Tae Kyung.
 
Rekan-rekannya sesama PSS (President Security Service alias paspampres) dari tim 3 bingung dengan tindakan Yoon Jae barusan. Karena Tim 3 tidak ikut ke Cheongsoodae dan tinggal di Blue House, mereka belum mendengar adanya insiden penembakan dan hilangnya Presiden.

Yoon Jae berkata tadinya ia kira orang dalam toilet itu adalah Tae Kyung. Rekannya dari tim 3 yang sempat bertemu Tae Kyung di peron terkejut. 

Ia berkata tadi ia bertemu Tae Kyung dan mengira Tae Kyung sedang bertugas bersama mereka.

Yoon Jae memberitahu mereka kalau Tae Kyung menjadi buronan karena mencoba mencelakai Presiden. 

Saat ini Han Tae Kyung adalah orang berbahaya. Teman-temannya agak tidak percaya. Yoon Jae menegaskan kalau Tae Kyung tidak boleh menemukan Presiden lebih dulu.
 
Ia melapor pada komandan tim 3 bahwa Tae Kyung ada di kereta dan terlihat di gerbong 3. Juga dilaporkan Tae Kyung mengenakan topi hitam dan jaket coklat. Komandan tim 3 langsung bergerak mencari Tae Kyung (Komandan tim 3 sudah diberitahu sebelumnya oleh Yoon Jae bahwa Tae Kyung terlibat dalam penyerangan pada Presiden).

Di mana Tae Kyung? Ia bersembunyi di dalam kompartemen kecil sebelah toilet. Ia melepas jaket dan topinya lalu berjalan menyusuri gerbong. Ia sempat bersembunyi dari pencarian rekan-rekannya, tapi sayangnya ia ketahuan.
 
Tae Kyung terdesak. Teman-temannya sesama PSS menghampiri dari arah depan dan belakang. Komandan tim 3 memberi isyarat agar Tae Kyung dibawa pergi.

Tapi Tae Kyung melawan. Ia berhasil menjatuhkan beberapa rekannya. Sayangnya ia kalah jumlah dan tertangkap.
 
Tae Kyung di bawa ke ruang peralihan gerbong dan ditanyai. Yoon Jae bertanya bagaimana Tae Kyung bisa ada di kereta ini. Apa Tae Kyung datang karena tahu di mana Presiden?

Setelah didesak, Tae Kyung akhirnya berkata kalau ia tahu di mana Presiden. Komandan tim 3 bertanya di mana Presiden sekarang. 

Tae Kyung berkata Presiden akan berada dalam bahaya jika PSS tahu (karena Chief Ham pasti menerima laporan PSS, dengan begitu Chief Ham akan tahu di mana Presiden).

Komandan tim 3 meminta Tae Kyung tidak bercanda dan bertanya di mana Presiden. Tae Kyung melirik denah tempat duduk penumpang. Gerbong 1. Err….bukannya harusnya gerbong 10?
 
Yoon Jae, komandan tim 3, dan yang lainnya pergi mencari Presiden ke gerbong 1. Sementara Tae Kyung diborgol di dekat pintu dan dijaga oleh 2 orang agen. Tae Kyung melihat gerbong di hadapannya. Gerbong 7.

Aha….dia sengaja mengalihkan perhatian para agen ke gerbong 1. Begitu mereka menyadari Tae Kyung menipu mereka, Tae kyung dengan mudah menjatuhkan 2 agen yang menjaganya dan membuka borgolnya. 

Kemudian ia bergegas ke gerbong 7, mengunci pintu gerbong itu, dan menekan tombol darurat hingga PSS tidak bisa masuk.

Yoon Jae hendak menembak pintu gerbong 7 untuk membukanya. Tapi komandan tim 3 mencegahnya karena banyak penumpang. Mereka harus mencari cara untuk bisa menyusul Tae Kyung.

Tae Kyung berlari ke gerbong 10. Sayangnya ia tidak menyadari si pembunuh mengikutinya.
 
1007. Kode itu menunjukkan posisi Presiden seharusnya berada. Gerbong 10, kursi No. 7.

Gerbong itu kosong dan hanya terlihat seseorang duduk di sana membaca surat kabar. Mr. President kah itu?

Tae Kyung menghampiri penumpang di bangku nomor 7 tersebut. Si pembunuh mengintai dari belakang gerbong dan mengeluarkan senjatanya. Siap menembak keduanya jika itu memang Presiden.

Kereta api akan dihentikan sementara karena ada sinyal untuk berhenti. Tapi itu hanya alasan pada para penumpang. 

Alasan kereta diberhentikan sebenarnya adalah karena permintaan PSS pada masinis untuk mengepung Tae Kyung. Bahkan Yoon Jae sudah memanggil polisi setempat untuk bala bantuan.
 
“Siapa Anda?” tanya Tae Kyung.

Penumpang Nomor 7 menoleh. Ia adalah orang yang berbicara di televisi mengenai kasus yang menimpa Presiden. Tae Kyung tidak mengenalinya. 

Ia bertanya apakah sejak awal penumpang itu memang duduk di nomor ini. Tidak ada penumpang lain? 

Penumpang itu naik dari stasiun mana? Apakah itu betul-betul tempat duduknya?

“Memangnya kau siapa dan kenapa bersikap seperti ini?” tanya si penumpang itu curiga
 
“Saya agen PSS. Tolong jawablah.”

“Agen PSS. Apa kau juga dikirim oleh Presiden Lee Dong Hwi?” Orang itu mengambil tasnya dan bangkit berdiri. “Aku sudah dengan jelas mengatakan bahwa aku akan menyelidiki kasus ini sesuai hukum. Kembalilah dan sampaikan pada Presiden demikian.”

Tae Kyung menghalangi orang itu pergi. Ia melihat badge Penuntut di jas penumpang tersebut. Barulah Tae Kyung teringat siapa orang yang sedang berdiri di hadapannya.
“Penuntut Khusus, Choi Ji Hoon.”

“Benar. Aku Choi Ji Hoon, kepala tim penuntut khusus yang bertugas menyelidiki penyelewengan dana amal.”
 
Kereta berhenti. Komandan tim 3 membagi bawahannya menjadi 2 tim. Satu tim menggeledah di kereta. Satu tim lagi pergi keluar. Mereka langsung bergerak mencari Tae Kyung.

Tae Kyung bertanya apa maksud perkataan Penuntut Choi tadi. Penuntut Choi bertanya bukankah Tae Kyung datang untuk mengatakan hal yang sama. Sebelumnya Presiden sudah berkali-kali mengirim penasihat ekonomi padanya untuk menghentikan pengumuman hasil penyelidikan penuntut khusus. 

Ia tidak bisa lagi mentolerir interupsi seperti ini.

“Penasihat ekonomi…maksud Anda, Han Ki Joon?” tanya Tae Kyung.

Penuntut Choi menyuruh Tae Kyung pergi. Ia tidak mau mengatakan apa-apa lagi.

“Jika ini mengenai pencegahan pengumuman hasil penyelidikan, apakah terungkap bahwa Presiden Lee Dong Hwi memang terlibat manipulasi saham?”
“Sudak kubilang pergilah.”

“Mungkinkah kasus pengelolaan manajemen ini berkaitan dengan Dokumen Rahasia 98?” Tae Kyung tidak mau melepaskan Penuntut Choi.

Penuntut Choi terkejut. “Siapa yang memberitahumu soal Dokumen Rahasia 98?”
 
Tae Kyung bertanya sebenarnya dokumen itu mengenai apa. Apa isinya? Penuntut Choi berkata ia tidak bisa memberitahu Tae Kyung soal itu.

Tae Kyung mencengkeram kerah Penuntut Choi.

“Aku adalah putera penasihat ekonomi Han Ki Joon yang datang menemuimu. Ayahku mati karena Dokumen Rahasia 98! Sebenarnya apa isi dokumen itu?!!” seru Tae Kyung.

Penuntut Choi menepis tangan Tae Kyung.

“Presiden dan ayahmu ingin menutupi masa lalu mereka yang kotor. Apa kau puas?”
Tae Kyung tertegun.

“Apa maksudnya? Apa maksudnya?!” desaknya.

Tim PSS tiba dan menyeret Tae Kyung dari sana. Tae Kyung berteriak apa maksud perkataan Choi tadi.

Seorang agen melapor pada Komandan tim 3 bahwa “dia” (Presiden) tidak ada di sini. Komandan tim 3 bertanya pada Penuntut Choi apakah ia mengenal Tae Kyung. 

Apakah mereka berencana bertemu di sini? Apakah Penuntut Choi melihat ada orang lain di sini? Ketiga pertanyaan tersebut dijawab “tidak” oleh Choi.

Komandan lalu bertanya apa yang dibicarakan Tae Kyung dengan Choi. Apa yang ditanyakan oleh Tae Kyung tadi?

“Apa kalian dari PSS? Setahuku PSS berhak menahan seseorang tapi tidak berhak menginterogasi. Atas hak apa kau menanyaiku? Jika kau penasaran, tanyakan langsung pada Agen Han Tae Kyung. Tidak ada lagi yang ingin kukatakan,” kata Penuntut Choi tegas.
 
Mobil polisi berdatangan. Tae Kyung dibawa turun dari kereta. Komandan tim 3 bertanya padanya di mana Presiden. Kali ini Tae Kyung menjawab ia tidak tahu.

Komandan meninjunya dengan keras. Sebagai sesama anggota PSS ia terlihat kecewa pada Tae Kyung. Mereka adalah orang-orang yang seharusnya melindungi Presiden.
“Di mana Presiden?” tanyanya lagi,

“Aku juga ingin tahu. Aku ingin tahu di mana Presiden,” kata Tae Kyung.
   
Karena kereta api tidak boleh berhenti lebih lama lagi, Komandan memutuskan agar satu tim tetap tinggal di kereta dan meneruskan pencarian, sementara sisanya membawa Tae Kyung kembali ke Cheongsoodae.

Penuntut Choi membuka jendela kereta dan mengamati dengan rasa ingin tahu ketika melihat Tae Kyung dibawa pergi.
 
Tae Kyung dibawa naik mobil polisi. Eh…polisi itu rambutnya agak panjang. Bo Won kah? Yoon Jae memutuskan naik mobil yang sama dengan Tae Kyung untuk menjaganya.

Iring-iringan empat mobil polisi menuju ke Cheongsoodae. Tapi di tengah perjalanan, sebuah mobil polisi tiba-tiba berbelok memisahkan diri. Mobil yang membawa Tae Kyung.

Borgol Tae Kyung lepas. Yoon Jae terkejut. Tae Kyung menyerangnya. Tapi Yoon Jae mengacungkan senjata. Pengemudi mobil itu terkejut. Memang Bo Won.

Bo Won membuat mobilnya bergerak mendadak hingga Yoon Jae sulit untuk mengarahkan senjatanya pada Tae Kyung. Mereka berdua bergulat di dalam mobil. Senjata sempat meletus mengenai kursi Bo Won.
 
Untunglah Bo Won tidak panik dan masih bisa mengendalikan mobilnya. Yoon Jae mengarahkan senjatanya pada Tae Kyung. Tae Kyung mengangkat kakinya ke leher Yoon Jae dan menekannya kuat-kuat. Akhirnya ia terkulai lemas.

Tae Kyung menyuruh Bo Won menghentikan kendaraan. Lalu ia menurunkan Yoon Jae dengan hati-hati di tepi jalan. Matikah? Sepertinya tidak. Tae Kyung akan merasa sangat bersalah jika membunuh temannya. 

http://dramakoreasinopsis.blogspot.com/2015/02/sinopsis-3-days-episode-4-bagian-1.html
 
Bagaimana Bo Won bisa ada di sana? Ia mendengar panggilan radio bahwa ada permintaan bantuan dari PSS. Ia segera memenuhi panggilan itu.

Ketika Tae Kyung dibawa menghampiri mobilnya. Tae Kyung menoleh. Bo Won mengangguk sedikit lalu diam-diam menyelipkan kunci borgol ke dalam tangan Tae Kyung. Hm…emang kunci borgol bisa buka kunci borgol mana aja ya?
 
Mereka berhenti di tempat sepi dan turun dari mobil. Tae Kyung menyuruh Bo Won pergi. Ia akan pergi sendiri dari sini. 

Ia berkata Bo Won akan baik-baik saja jika menjelaskan pada yang lain kalau Tae Kyung mengancamnya.

Bo Won mengambil jaket di bagasi mobilnya dan memakaikannya pada Tae Kyung.

“Pada cuaca seperti ini, kami akan mendapat laporan bahwa ada seseorang yang mati beku. Pakai ini. Dan juga,” Bo Won melempar kunci mobilnya pada Tae Kyung. 

“Kau yang mengemudi. Kau lebih baik dariku. Aku tidak merasa ingin pergi bersamamu, tapi karena kita menyelesaikan masalah yang sama mari kita bekerja sama.”

Tae Kyung menyuruh Bo Won pergi. Bisa-bisa Bo Won dituduh menjadi kaki tangan juga.
“Kaki tangan apa? Kaki tangan untuk membunuh Presiden?” ledek Bo Won.
 
“Apa kau tahu kau melibatkan diri dalam hal apa?” kata Tae Kyung mulai kesal.

“Apa kau tahu berapa banyak orang yang mati di Seojori? Daerah yang seharusnya kulindungi ini? Ayahmu bukanlah satu-satunya orang yang dikorbankan.”

Tae Kyung bertanya apa maksud Bo Won. Bo Won mengeluarkan kertas dari jaketnya dan memberikannya pada Tae Kyung.

Ia berkata pada hari yang sama terjadinya kecelakaan pada Han Ki Joon, orang yang tercantum dalam kertas tersebut mati bersama dalam sebuah kebakaran.

“Seorang jenderal dan seorang pejabat Kementerian Strategi dan Keuangan. Para pensiunan pejabat tinggi pemerintahan mati pada hari dan jam yang sama. 

Tapi tidak ada satu beritapun di surat kabar mengenai hal itu. Jika dugaanku benar, orang-orang yang membunuh ayahmu juga membunuh orang-orang ini. 

Orang-orang itu bahkan mengincar Presiden. Apa alasannya?” kata Bo Won.

Tae Kyung teringat perkataan Penuntut Choi. Bahwa Presiden dan ayahnya sedang berusaha menutupi masa lalu mereka yang kotor.

“Kenapa semua ini terjadi, hanya ada satu orang yang bisa menjawabnya. Kita harus menemukan Presiden.”
 
Sementara itu di Blue House, Kepala Administrasi Sipil mencari Chief Shin. Ia memerintahkan untuk menghubungi Chief Shin dan mengumpulkan semua kepala departemen di Blue House sekarang juga. 

Tanpa ada yang terkecuali. Tampaknya terjadi sesuatu.

Chief Shin memukul meja dengan kesal karena PSS bukan hanya tidak bisa menemukan Presiden, tapi juga kehilangan Tae Kyung yang sudah tertangkap. 

Komandan tim 3 dan Yoon Jae (ha…ia tidak mati) hanya bisa menunduk.

Komandan tim 3 melaporkan bahwa Tae Kyung melarikan diri dibantu seorang perugas polisi bernama Yoon Bo Won. 

Dan saat ini sudah dikeluarkan surat pencariannya bersama dengan Tae Kyung. Sementara itu tim di kereta api tidak menemukan apapun.
 
Chief Ham masuk ke dalam ruangan. Chief Shin berkata ia yakin telah terjadi sesuatu pada Presiden. Ia akan kembali ke Blue House untuk meminta bantuan.

“Bagaimana dengan mobil bernomor 8911?” tanya Chief Ham. Jika Presiden pergi ke stasiun Cheongju, seharusnya mobil itu ditemukan di tempat parkir. Tapi mobil itu tidak pernah terlihat di manapun, termasuk di tempat paskir stasiun.

Ia berkata komandan tim yang tewas tertembak telah menempatkan timnya di stasiun Cheongju. Jelas Presiden memang akan pergi ke stasiun itu. 

Tapi Presiden tidak muncul. Artinya, telah terjadi sesuatu dalam perjalanan dari Cheongsoodae menuju stasiun. Mereka harus menemukan mobil itu.

Tapi Chief Shin tidak mau menunggu lagi dan hanya bergantung pada PSS. Chief Ham berkeras akan terjadi keributan di luar sana jika Presiden dilaporkan hilang.

“Beri aku waktu 30 menit. Aku akan menemukan Presiden,” ujarnya.

Chief Shin menatap Chief Ham.

Tiba-tiba ponsel Chief Shin bergetar. Dari Blue House.

Chief Shin meraih ponselnya, tapi Chief Ham menahannya.

“Tiga puluh menit,” pintanya.
 
Chief Shin menarik tangannya dan mengangkat telepon itu. Kepala Administrasi Blue House yang meneleponnya dan ia ingin berbicara dengan Presiden. 

Chief Shin berkata hal itu sulit untuk saat ini.
Kepala Administrasi berkata ia baru saja kembali dari rapat dengan orang-orang dari kantor penuntut. Pengumuman penyelidikan kasus yang melibatkan Presiden akan dipercepat.

Chief Shin bertanya bukankah kasus pengelolaan aset manajemen itu akan ditutup dengan membebaskan Presiden dari segala tuduhan. 

Kepala administrasi membenarkan hal itu. Namun saat Penuntut meneliti kasus tersebut, mereka menemukan insiden buruk lain yang melibatkan Presiden.

Chief Shin bertanya insiden apa itu. Kepala Administrasi berkata untuk saat ini ia akan berusaha sebaik-baiknya untuk menghentikan pengumuman hasil penyelidikan penuntut, tapi Chief Shin harus segera membawa Presiden kembali ke Blue House.

“Aku harus tahu insiden apa itu, Bapak Kepala.”

“Jika hal ini ternyata benar, seluruh administrasi juga akan tergoyahkan. Akan ada impeachment (dakwaan, panggilan untuk pertanggungjawaban.”

Menyadari insiden ini pastilah sangat buruk, Chief Shin menanyakan detil kasus ini pada Kepala Administrasi. Entah apa yang dikatakan oleh Kepala Administrasi. 

Namun setelah menutup telepon, Chief Shin memberikan waktu 30 menit pada Chief Ham untuk menemukan Presiden. Chief Ham harus menemukan Presiden dalam waktu 30 menit.
“Bisakah kau berjanji?” tanyanya.

“Aku berjanji. Aku sendiri yang akan membawanya kembali.”
 
Chief Ham mengerahkan anggota PSS menjadi 4 tim untuk menelusuri 4 kemungkinan jalan yang dilalui Presiden dari Cheongsoodae menuju Stasiun Cheongju.

Cha Young terbangun. Mulutnya dibekap kain. Tangan dan kakinya dililit lakban. Ia melihat sekelilingnya. Ruangan yang sempit dan gelap. Di dalam lemari di kamar Chief Ham

Baca episode selanjutnya : Sinopsis 3 Days Episode 4 Bagian 2

Atau baca semua : Sinopsis Lengkap 3 Days
Tag : 3 Days, Sinopsis
0 Komentar untuk "Sinopsis 3 Days Episode 4 Bagian 1 "

Back To Top