Sinopsis Scholar Who Walks The Night Episode 1

dramakoreasinopsis.blogspot.com | Seseorang menceritakan sebuah legenda yang diteruskan oleh para dayang istana turun temurun. Pada malam bulan pertama, pada malam Raja dijadwalkan menghampiri salah satu selirnya, “pria itu” akan muncul.

Sesosok pria berjubah panjang (Lee Soo Hyuk) berjalan menuju istana. Ada yang aneh pada orang itu hingga burung hantu pun tak berani bersuara lagi ketika orang itu menatapnya. 

Selir Raja menunggu dengan penuh harap ketika mendengar langkah kaki menuju kamarnya. Namun ia terkejut ketika orang yang masuk kamarnya bukanlah sang Raja melainkan pria berjubah panjang tadi. Selir mengacungkan pisau untuk membela dirinya. Tapi pria itu dengan tenang menghampirinya dan meraihnya.

Di luar, Raja melihat bayangan pria itu mendekati selirnya. Raja yang sudah tua itu memejamkan mata tak tega sekaligus tak berdaya. Pria berjubah itu menggigit leher selir hingga selir itu terkulai lemas. Lalu ia mengusap bibirnya yang berlumuran darah.

“Pria yang mengambil para wanita milik Raja, memastikan ada rasa sakit saat mereka menemui kematian. Pria yang memiliki kecantikan yang mematikan….yang meminum darah manusia hidup. Makhluk penghisap darah.”

Itu adalah cerita yang dibacakan Putera Mahkota Jung Hyun (Lee Hyun Woo) pada sahabatnya, Kim Sung Yeol (Lee Jun Ki). Ternyata PM senang menulis novel dan itu adalah isi novel ketiganya yang ia beri judul “Vampir Pemangsa Wanita Raja”.

PM sendiri merasa Sung Yeol menyia-nyiakan kemampuan menulisnya dengan hanya menjadi pencatat sejarah. Tapi Sung Yeol tidak tertarik untuk mengikuti jejak sahabatnya.

Ia memikirkan cerita tadi. Dari buku Barat yang ia baca, makhluk penghisap darah disebut vampir. PM menanyakan pendapat Sung Yeol mengenai ceritanya tadi. Sung Yeol menduga kelanjutan cerita itu pasti kisah cinta antara Raja dan vampir, sesuai dengan nama pena PM Jung Hyun yaitu Pelajar Binal (aku mencari istilah yang tepat dan teringat cerita silat Pendekar Binal..jadi mohon ijin untuk menggunakan istilah itu ya^^). Karya PM ternyata tidak jauh-jauh dari nama penanya…cerita romantis erotis.

Sung Yeol bergurau novel itu tidak akan laris. PM memperlihatkan dua novel terdahulunya. Ia menyombong banyak toko buku yang berusaha mendapatkan hak eksklusif untuk buku terbarunya. Bahkan ada rumor ia dibandingkan dengan Raja Sejong (penemu Hangul, huruf Korea).

Sung Yeol malah pamit karena ia harus ke istana. PM buru-buru menyusulnya dan berteriak apakah Sung Yeol tidak akan membuat ulasan mengenai bukunya.

Sekeluarnya dari perpustakaan, Sung Yeol menyadari ada orang yang sedang memata-matai mereka tapi ia tidak memberitahu PM. PM mengajak Sung Yeol balap kuda. Siapa yang tiba lebih dulu akan dikabulkan keinginannya oleh yang lain.

Mereka memacu kuda mereka. Segerombolan orang berkuda mengejar mereka. PM yang mendahului Sung Yeol, tidak tahu bahwa mereka dikejar.

Sung Yeol menjatuhkan dirinya dari kuda dan mengeluarkan pedangnya untuk melindungi PM. Ia bertempur melawan mereka namun ia kalah jumlah.

Untunglah PM Jung Hyun kembali dan menghentikan mereka. Ia menyuruh Sung Yeol memasukkan pedangnya karena orang-orang itu adalah pasukan istana. Ia bertanya pada mereka apakah mereka menguntitnya.

Seorang pria tua yang adalah kasim kepala istana mendekati mereka. Ia berkata Raja yang memerintahkan untuk membawa PM kembali ke istana setelah 3 hari menyamar keluar istana.

Sung Yeol tidak suka para pengawal itu mengikuti PM dengan membawa senjata. Kasim kepala balik memarahi Sung Yeol karena tidak membawa pengawal untuk melindungi PM. PM membela sahabatnya. Kemampuan Sung Yeol melebihi sekelompok pengawal istana.

PM bersedia kembali ke istana. Ia kembali bersama Sung Yeol. Kali ini Sung Yeol yang menang. PM berkata ia sudah memikirkan untuk menulis novelnya yang keempat. Ceritanya tentang pelajar Hongmungwan (institusi belajar jaman Joseon) dan seorang wanita menuruni gunung di sebuah malam hujan. Kira-kira bagaimana pertemuan mereka setelah 6 tahun berpisah dan akhirnya direstui untuk menikah?

Sung Yeol bengong menyadari PM sedang mengoloknya. Pelajar itu adalah dirinya. Ia berkata ia dan kekasihnya hanya berteduh dan tidak ada yang terjadi. Tapi PM meneruskan ceritanya. Pelajar yang tidak pernah memegang tangan wanita yang dicintainya sejak berusia 9 tahun hingga 24 tahun tentulah tidak akan sanggup menahan diri. Sung Yeol buru-buru menyanggupi untuk membuat ulasan novel PM sebelum cerita itu bertambah ngawur. PM tertawa senang.

Sung Yeol berubah serius. Ia bertanya apakah PM tahu kenapa Raja memanggilnya. PM berkata ayahnya mungkin marah karena ia tidak mau merayakan ulang tahunnya. Ia menyuruh Sung Yeol segera pulang dan menemui Myung Hee, kekasihnya, karena sudah 4 haru Sung Yeol tidak pulang.

Di sebuah rumah, seorang nyonya mengeluh karena gadis yang selama ini diasuhnya bak puterinya sendiri akan menjadi menantunya. Gadis di depannya menunduk. Suami nyonya itu menyuruh gadis itu menuangkan teh untuk menenangkan hati ibunya. Gadis itu adalah Myung Hee (Kim So Eun), kekasih Seung Yeol. Dan tuan-nyonya itu adalah orangtua Sung Yeol.

Myung Hee menuangkan teh untuk ibu Sung Yeol. Ibu Sung Yeol menahan kesedihannya. Meski ia tidak suka Myung Hee menjadi menantunya, tapi Myung Hee tetap adalah puterinya. Myung Hee hampir menangis. Ia mengaku salah dan akan merindukan ibunya. Pernikahan itu akan dilangsungkan 15 hari lagi.

Di luar terdengar Sung Yeol memberi salam pada ayahnya. Ia tersenyum saat melihat bayangan Myung Hee mendekati pintu. Myung Hee keluar dan tersenyum. Ibu Sung Yeol menyusul. Sung Yeol memberi salam pada ibunya.

Ibunya menyuruhnya beristirahat lalu memberi pesan pada Myung Hee agar menyuruh pelayan menangkap kucing liar yang sering melompati tembok setiap malam. Sung Yeol buru-buru berkata ia yang akan memberitahu pelayan. Jangan-jangan dia kucing liarnya hehe^^

Ketika Myung Hee berjalan menuju kamarnya, di kiri kanan terdapat tumpukan bunga menyerupai jalan setapak. Ia tersenyum menyusuri jalan setapak berbunga itu. Sung Yeol mengeong dari atas tembok. Ini dia kucing liarnya XD

Myung Hee berkata sebentar lagi pelayan akan datang menangkap kucing liar. Sung Yeol bergurau ia akan ke kamar Myung Hee sebelum ditangkap. Kucing itu punya kebiasaan buruk jadi aku tidak bisa membiarkan kucing itu masuk ke kamarku semudah itu, kata Myung Hee.

“Kebiasaan? Seberapa jelek?” goda Sung Yeol. Ia turun dari tembok dan menyerahkan seikat bunga pada Myung Hee.


“Apa kucing itu memelukmu seperti ini?” Sung Yeol tiba-tiba memeluk Myung Hee. Myung Hee terkejut. Sung Yeol mengecup bibirnya. Apa kucing itu juga menciumnya?

Myung Hee berkata kucing itu lebih buruk karena setiap malam menyelinap ke kamar gadis yang belum menikah. Tak tahan dengan tatapan Sung Yeol, Myung Hee buru-buru berkata ia harus segera beristirahat.

Sung Yeol terus memanggil-manggil nama Myung Hee hingga Myung Hee berbalik karena takut orang-orang terbangun. Sung Yeol menenangkannya, sudah beberapa hari kucing liar tidak datang jadi ia akan berteriak sekerasnya. Myung Hee tertawa.

“Aku mencintaimu! Aku mencintaimu, Myung Hee!” seru Sung Yeol.

Myung Hee tersenyum lalu berjalan ke kamarnya tanpa menoleh lagi.

Raja berbicara pada PM Jung Hyun bahwa ia sudah tidak punya kekuatan untuk bertahan lebih lama lagi. PM Jung Hyun harus segera membuat keputusan sebagai Raja berikutnya.

“Jika kau membuatnya marah….”

Jung Hyun tak menjawab. Ia menatap mayat selir yang terbujur kaku di depannya. Di leher selir itu terdapat dua lubang bekas gigitan. Ternyata novel ketiga PM Jung Hyun bukanlah sekedar cerita atau legenda, melainkan sebuah kenyataan mengerikan dalam istana ini….

Sementara itu di kamarnya, Sung Yeol membaca novel ketiga PM Jung Hyun. Melihat gambar-gambar dalam novel itu, Sung Yeol nampak cemas.

Pria aneh berjubah bersenandung menyusuri koridor istana. Seakan ia adalah pemilik semua itu. Dua pengawal mendapatinya duduk di singgasana Raja. Mereka mengeluarkan pedang dan bertanya siapa dia. Orang itu menyuruh mereka lari sebelum terlambat.

PM Jung Hyun berdiri di depan peti kayu berisi mayat selir. Ia memerintahkan pengawal untuk membakar peti itu berikut isinya. Kata-kata ayahnya terngiang terus di pikirannya.

http://dramakoreasinopsis.blogspot.com/2015/09/sinopsis-scholar-who-walks-night-episode-1.html



Sung Yeol memanggilnya dan menghampirinya. Tidak seperti biasanya, PM menyuruh sahabatnya pergi karena ini bukan tempat untuk Sung Yeol. Tapi Sung Yeol berkata ia akan menagih hadiah kemenangannya tadi. Ia ingin PM memberitahunya mengapa selama 3 bulan terakhir ini PM mencari buku-buku berkaitan dengan vampir. Dan mengapa pada waktu yang sama para selir terbunuh namun istana sama sekali tidak mengumumkan kematian mereka dan membakar mayat mereka.

PM berkata buku-buku itu untuk bahan tulisannya sementara para selir meninggal karena wabah.

“Ada bekas gigitan di leher mereka,” ujar Sung Yeol.

PM menoleh, terkejut karena Sung Yeol mengetahuinya. Ternyata Sung Yeol pernah melihat sendiri beberapa kasim membawa mayat seorang selir. Di leher selir itu ada bekas gigitan, juga ada pisau menancap di dada mereka.

PM tetap tidak mau memberitahunya karena Sung Yeol tiga hari lagi akan menikah. Ia meminta Sung Yeol memahaminya setelah pertemanan mereka selama 15 tahun. Sung Yeol berkata justru karena itu ia tidak bisa membuat ulasan buku itu. Ia bertanya kenapa PM menulis buku itu. Apakah benar-benar ada vampir tinggal di kerajaan mereka?

Keesokan harinya, PM membawa Sung Yeol ke hutan bambu. Tiba-tiba muncul sekelebat bayangan hitam melewati mereka. Sung Yeol mengeluarkan pedangnya untuk melindung PM. Di hadapan mereka muncul sesosok pria tua berpakaian hitam.

Sung Yeol menyerang orang itu tapi orang itu tiba-tiba melayang dan tak terlihat lagi bagaikan angin. Sung Yeol terus berusaha menyerangnya tapi orang itu terlalu cepat dan pedangnya sama sekali tidak mengenainya.

Akhirnya ia menenangkan diri dan memejamkan mata. Bayangan itu kembali berkelebat. Sung Yeol mengayunkan pedangnya. Kali ini ia berhasil menggores pipi pria tua itu.

Tapi dalam sekejap luka itu hilang, Orang itu bukan manusia, pikir Sung Yeol kaget. Ia menarik PM untuk melarikan diri tapi pria itu dengan mudah menyusul dan berdiri di hadapan mereka.

“Kau bodoh!” bentak pria itu. PM menunduk.

Sung Yeol menyuruh PM lari karena sebentar lagi para pengawal istana akan tiba. Tapi PM menyuruh Sung Yeol menurunkan pedangnya. Sung Yeol terkejut.

Darah menetes dari tubuh kedua pengawal yang tadi memergoki pria aneh berjubah panjang di istana. Tubuh keduanya tergantung dalam sebuah gua dan darah mereka ditampung dalam sebuah bejana batu.

Raja berdiri di hadapan pria aneh yang sekarang kita tahu adalah vampir. Sementara vampir itu duduk dengan santai di “tahta” batunya. Ia berkata ia sudah memberi keduanya kesempatan untuk hidup tapi dengan bodohnya mereka menyerangnya dengan pedang.

Raja memejamkan mata pasrah. Kasim kepala berdiri di sisi tahta vampir itu sambil tersenyum. Vampir itu meminum darah dari mangkuk. Ia sengaja melakukannya saat Raja melihatnya kembali. Raja terlihat ketakutan.

“Kebodohan mereka sama dengan Raja yang mereka layani. Kurasa mangsaku berikutnya adalah Putera Mahkota.”

Raja terkejut. Vampir itu berkata ia sudah memberitahu identitasnya pada PM lebih dari 3 bulan yang lalu tapi PM belum menemuinya sampai sekarang. Artinya PM sama sekali tidak berniat melayaninya. Raja berusaha menenangkannya bahwa puteranya hanya membutuhkan waktu. Ia memohon agar vampir itu tidak marah.

Vampir itu mengingatkan bahwa 200 tahun lalu saat Goryeo hampir jatuh, leluhur Raja itu yang menemuinya. Ia ingin mendapat kekuatan vampir itu untuk menegakkan kerajaan dan menjadi raja. Sebagai gantinya, secara turun temurun keturunannya akan melayani vampir itu selamanya. Karena itu vampir itu membunuh semua musuh dan mendirikan negeri ini. Ia yang melakukannya. Raja menunduk tak bisa membantah.

Sung Yeol dan PM duduk bersama pria tua tadi. PM memberitahu bahwa yang tinggal di istana dan memerintah para raja adalah peminum darah manusia. Vampir.

“Kalau begitu para selir itu juga…” tanya Sung Yeol.

“Gwi yang melakukannya,” jawab si pria tua. Ia berkata Gwi mengambil para wanita Raja sebelum Raja baru diangkat untuk mendapatkan janji mereka.

“Kau siapa?” tanya Sung Yeol keras.

Pria tua itu tertawa dan membenarkan dugaan Sung Yeol bahwa ia juga adalah vampir. Ia adalah vampir pelindung, yang hidup untuk menghukum para vampir yang melanggar aturan. 

“Tapi kau hanya duduk dan menonton?” kata Sung Yeol marah.

Vampir pelindung berkata manusia yang memanggil vampir. Untuk mengusirnya juga dibutuhkan tekad manusia. Raja sendiri yang dibutakan oleh kekuasaan dan memutuskan menjadi pelayan vampir. Tidak ada yang bisa ia bantu.

Sung Yeol marah tapi PM menahannya. Ia berkata vampir pelindung menyimpan rencana rahasia untuk membantu mereka menyingkirkan Gwi. Karena sudah tidak ada waktu lagi, ia bertanya di mana rencana rahasia itu.

Vampir pelindung berkata dua hari lagi akan terjadi gerhana bulan total. Pada saat itu kekuatan vampir akan melemah. Ia menyuruh mereka menemuinya pada hari itu. Ia akan menyiapkan rencana rahasianya.

Sung Yeol dan PM berjalan pulang. PM bertanya apakah Sung Yeol tidak menyesal mengetahui semua itu. Jika untuk menjadi Raja ia harus memathui vampir, maka ia tidak bisa menjadi Raja? Bagaimana bisa Raja yang melayani vampir membuat dunia bagi manusia? Bagaimana bisa ia memberitahu puteranya bahwa ia melayani vampir dan puteranya juga harus melakukannya?

PM merasa malu pada Sung Yeol. Sebenarnya ia tidak mau membebani Sung Yeol sebelum pernikahan. Sung Yeol mengingatkan PM pada perkataannya saat mereka berusia 9 tahun. Ketika itu PM berkata ingin membuat dunia dengan kekuasaan rakyat. Bukan untuk kaum terpelajar, bukan untuk kekayaan, bukan untuk ketenaran.

Perkataan itu yang selalu diingat Sung Yeol dan membuatnya senang mencari membaca dan mencari pengetahuan. Alasannya untuk memperluas wawasan mendapatkan lebih banyak pengetahuan untuk mengerti dunia ini.

PM berkata ia sudah menuliskan rencana rahasianya secara detil dalam jurnalnya. Jika terjadi sesuatu padanya, jurnalnya itu akan dikirim pada Sung Yeol. Dan Sung Yeol yang harus menggantikannya.

“Itu tidak akan pernah terjadi. Aku akan mempertaruhkan nyawaku melindungi Yang Mulia,” kata Sung Yeol. 

Sayangnya mereka tidak tahu pembicaraan mereka didengar oleh Gwi.

Vampir pelindung melipat jubah hitamnya. Gwi masuk ke dalam dengan tenang dan menyerangnya. Ia dengan mudah melempar vampir pelindung keluar. Ia bahkan merobek lepas satu tangan dari vampir pelindung.

Tapi ketika melihat wajah vampir pelindung, Gwi terkejut.

“Guru? Aku sudah...aku sudah membunuhmu 200 tahun yang lalu!”

Gwi menarik gurunya dan memeganginya. Ia membuka baju gurunya dan melihat jantung berdegup di balik rangka tak terbalut kulit. Guru Gwi mengajak Gwi ikut dengannya karena ini bukan tempat untuk Gwi.

Gwi mencekik leher gurunya. Ia tidak mau. Ia akan hidup dalam dunia manusia sebagai penguasa. Baginya lebih menyenangkan daripada menjadi murid gurunya dan membunuhi para vampir.

“Manusia tidak selemah pikiranmu. Kau akan mati oleh kekuatan tekad manusia,” kata gurunya.

Gwi mengencangkan cekikannya. Ia mengambil pisau gurunya, pisau kayu sunsa khusus untuk membunuh vampir. Lalu menancapkannya ke dada gurunya.

Sung Yeol membaringkan dirinya menatap Myung Hee yang sedang tidur. Myung Hee terbangun dan terkejut melihat Sung Yeol. Meski Sung Yeol tersenyum seperti biasanya tapi Myung Hee bisa melihat ada yang mengganggu pikiran Sung Yeol.

Sung Yeol berkata ia tidak bisa tidur karena ingin melihat wajah Myung Hee. Ia menatap Myung Hee dan berkata ia mencintainya. Myung Hee tersenyum.

Sung Yeol duduk dengan wajah serius. Ia berkata ia harus membantu PM tapi ia khawatir apakah ia bisa melakukannya dengan baik. Myung Hee menyemangatinya agar percaya pada diri sendiri. Selama ini tak ada yang tak bisa dilakukan Sung Yeol, bahkan menikahinya. Sung Yeol tersenyum dan menggenggam tangan calon istrinya.

“Kakak adalah pelajar hebat dan bawahan setia, dan suamiku. Kakak pasti bisa mencapainya,” kata Myung Hee.


PM sedang membaca jurnalnya ketika tiba-tiba Gwi mengangkatnya dan membantingnya ke lantai. Gwi membaca jurnal PM dan membaca nama-nama yang tertera di sana. Apa orang-orang itu ada hubungannya dengan rencana untuk menyingkirkannya?

PM tidak mau mengatakannya. Dengan tenang Gwi berkata akan menangkap semua orang dalam jurnal itu, termasuk PM. Ia memerintahkan kasim kepala menangkap PM. Dan tentu saja kasim kepala itu menurut.

Sung Yeol sedang menuju kediaman PM ketika ia melihat kasim kepala memerintahkan anak buahnya untuk menutup kediaman PM dan mencari beberapa orang. Mereka juga diperintahkan menangkap Sung Yeol yang dicap sebagai pengkhianat.

Sung Yeol memacu kudanya menuju kediaman vampir pelindung. Dalam hatinya ia memohon agar PM bertahan sedikit lagi hingga ia mendapatkan rencana rahasia itu. Myung Hee yang sedang menyulam nampak khawatir saat jarinya tertusuk jarum.

Hari sudah malam ketika Sung Yeol tiba di kediaman vampir pelindung. Ia turun dari kudanya. Melihat pintu rumah yang rusak, Sung Yeol menghunus pedangnya. Tiba-tiba tangan vampir pelindung yang sudah lepas memeganginya dan menyeretnya masuk ke dalam rumah.

Sung Yeol melihat sekelilingnya dan melihat vampir pelindung terkapar di lantai. Ia bertanya apa yang terjadi. Vampir pelindung itu menyuruhnya mendekat. Sung Yeol terus mendekat. Tiba-tiba vampir pelindung menggigit lehernya. Sung Yeol meronta berusaha melepaskan diri.

Akhirnya vampir pelindung melepasnya. Sung Yeol memegangi lehernya yang sakit. Vampir pelindung berkata hanya ini yang bisa ia lakukan. Ia tidak yakin apakah seluruh kemampuannya sudah tersalurkan pada Sung Yeol, tapi dengan kekuatan itu Sung Yeol akan menjadi satu-satunya vampir yang bisa melawan Gwi.

“Ingat baik-baik. Jangan…pernah…melepaskan jubah hitam itu.”

Sung Yeol jatuh terkapar di lantai. Ia memuntahkan darah dan kejang-kejang. Tubuhnya menegang, kukunya memanjang, dan matanya menjadi merah. Lalu ia jatuh pingsan.

Ia terbangun saat mendengar suara Myung Hee memanggilnya. Ia memegangi seluruh tubuhnya yang masih terasa sakit. Jubahnya tergeletak di lantai sementara ia sudah mengenakan jubah hitam. Melihat tangan buntung vampir penolong di atas jubah itu, tampaknya tangan itu yang sudah mengganti pakaiannya.

Sementara vampir penolong? Separuh tubuhnya sudah menjadi abu karena terkena sinar matahari. Sung Yeol mengulurkan tangan, tangannya berasap begitu terkena sinar matahari. Ia baru teringat peristiwa semalam.

Sung Yeol tertatih-tatih kembali ke kota. Ia mengenakan jubahnya di atas jubah hitam itu. Orang-orang berteriak ketakutan saat melihatnya.

Sung Yeol bertanya tanggal hari itu. Ternyata ia pingsan selama 3 hari.

Namun yang mengejutkan adalah ketika mendengar orang-orang membicarakan PM yang berkhianat. Mereka berkumpul di depan gerbang istana. Di sana berderet kepala orang yang sudah dipancung berikut tuduhan yang dihadapkan pada mereka.

Sung Yeol menangis saat melihat nama sahabatnya di sana. Ia merangsek maju ke depan. Namun ia semakin shock saat melihat nama ayahnya. Ayahnya juga dipenggal.

“Ayah!! Ayah!!” Sung Yeol berteriak maju. Para pengawal menahannya. Tapi Sung Yeol mendorong mereka hingga jatuh. Ia menggeram dan berteriak. Mengamuk dan menangis. Matanya memerah dan gigi taringnya memanjang. Tiba-tiba kepalanya dipukul. Sung Yeol roboh ke tanah.


Ketika ia sadarkan diri, ia dalam keadaan terikat di gua Gwi. Ia terkejut saat melihat tubuh istri dan anak PM Jung Hyun terbujur kaku di tanah. Ia meronta berusaha melepaskan tali yang mengikatnya (semacam akar pohon).

Gwi menghampirinya dan berkata kulit Sung Yeol akan terbakar jika berusaha melepaskan kayu sunsa yang mengikatnya. Ia melihat Sung Yeol sudah digigit, tapi kenapa belum meminum darah? Sung Yeol seharusnya mati jika tidak minum darah dalam setengah hari.

“Bagaimana kau bisa hidup?” tanyanya.

“Siapa kau?” tanya Sung Yeol. 

Gwi melempar Sung Yeol ke dekat tubuh anak PM. Sung Yeol menangis memanggilnya. Gwi menegakkan mayat itu di depan Sung Yeol. Ia berkata Sung Yeol pasti menginginkan darah anak itu.dan merasa seluruh tubuhnya terbakar.

Naluri vampir Sung Yeol keluar tapi ia berusaha sekuat tenaga menahan diri. Ia berkata Gwi tidak akan bisa lolos darinya. Ia akan membunuh Gwi dan memotongnya dengan kedua tangannya.

Gwi marah karena Sung Yeol menolak minum darah. Ia memegangi Sung Yeol dan bertanya apakah gurunya, Hae Seo, yang menggigitnya. Sung Yeol meludahi wajah Gwi.

Gwi mengelap wajahnya dan menampar Sung Yeol. Ia berkata ia menyukai Sung Yeol. Ia ingin Sung Yeol menjadi muridnya maka ia akan memberikan negara ini pada Sung Yeol. Sung Yeol bisa menjadi raja dan selamanya memerintah negara ini.

“Apa kau benar-benar mengira negara ini, rakyat, dan Raja benar-benar di bawah kakimu? Kau bahkan tidak tahan berada di bawah sinar matahari. Kau menjalani hidup menyedihkanmu dengan darah manusia hidup,” Sung Yeol tertawa sinis.

Ia berkata manusaia yang membutuhkan kekuatan Gwi mungkin saja hanya berpura-pura takut, padahal mereka mencari kesempatan untuk menyingkirkan Gwi.

“Tidak ada satupun di dunia ini yang bisa menyingkirkanku,” kata Gwi marah sambil mencekik Sung Yeol. Karena ia sudah menyingkirkan semua orang itu. Ia bahkan sudah menyingkirkan PM yang Sung Yeol lindungi dengan nyawanya.

Sung Yeol berkata kematian PM Jung Hyun bukan berarti semua sudah berakhir. Pada suatu saat Gwi pasti akan menghilang dari dunia ini.

“Kami, manusia, akan memastikannya.”

“Hentikan!!!” Gwi melempar Sung Yeol. Sung Yeol jatuh ke tanah dan pingsan.

“Kakak!! Kakak!!” Myung Hee menangis memanggil Sung Yeol.

Sung Yeol sadarkan diri dan terkejut melihat Myung Hee duduk di samping Gwi. Gwi menyandera Myung Hee dengan menaruh pisau di lehernya. Sung Yeol berusaha menghampiri Myung Hee tapi Gwi mendekatkan pisau itu leher Myung Hee.

“Bagaimana rasanya melihat kekasihmu berubah menjadi vampir?” tanya Gwi. Ia menggores lengan Myung Hee dengan pisau.

Myung Hee mengerang dan jatuh ke tanah. Sung Yeol berlari ke arahnya tapi Gwi menusuk perutnya dengan pisau.

“Kakak!” teriak Myung Hee.

Gwi melepaskan tikamannya. Ia berkata Sung Yeol akan mati jika tidak minum darah Myung Hee. Myung Hee mengalihkan pandangannya.

“Ia sepertinya takut padamu. Kurasa tidak mungkin ia menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkanmu setelah kau berubah menjadi vampir. Karena manusia itu lemah,” ujar Gwi.

Tanpa diduga, Myung Hee bangkit berdiri dan berlari menuju pisau yang dipegang Gwi. Ia menusukkan dirinya ke pisau itu. Gwi terkejut.

Sung Yeol berlari ke arah Myung Hee dan entah dengan kekuatan dari mana ia mendorong Gwi sekuat tenaga. Gwi terlempar membentur tiang batu. Batu itu roboh menindih tubuh Gwi.

Sung Yeol mendekap Myung Hee. Myung Hee berkata ini bukan kesalahan Sung Yeol. Sung Yeol menangis. Myung Hee memuntahkan darah. Ia menyuruh Sung Yeol meminum darahnya secepat mungkin.

“Kumohon…hiduplah dengan baik. Bertahanlah, penuhi tugasmu.”

Myung Hee mengecup Sung Yeol, sambil menangis ia berkata ia mencintai Sung Yeol. “Aku..aku mencintaimu.”

Kilas balik:

Sung Yeol bertanya kenapa Myung Hee belum pernah satu kalipun mengatakan cinta padanya. Myung Hee waktu itu menjawab kata-kata tidak sepenuhnya bisa mewakili perasaannya. Lalu Myung Hee mengecup bibirnya. Sung Yeol tersenyum sementara Myung Hee tersenyum malu. Sung Yeol balas menciumnya.

Myung Hee memegangi Sung Yeol erat-erat. Seakan memohon agar Sung Yeol melakukan permintaannya. Sung Yeol mengerti dan akhirnya mengigit Myung Hee sambil menangis. Tangan Myung Hee terkulai lemas.

Sung Yeol berteriak meratapi kematian Myung Hee.

120 tahun kemudian…..

Seorang pemuda berlari-lari riang menyusuri pasar. Tentu saja kita sudah tahu kalau ia bukan seorang pemuda, melainkan seorang gadis yang menyamar. Namanya adalah Jo Yang Sun (Lee Yoo Bi).

Ia sepertinya mengenal semua pedagang di sana dan menyapa mereka semua. Juga anak-anak yang berkeliaran di sana.

Seorang pedagang buku memanggilnya dan bertanya ia hendak ke mana. Yang Sun berkata ia akhirnya berhasil menghubungi pelajar Eum Seok Gol. Jika ia beruntung, pelajar itu bisa menjadi pelanggannya.

Pedagang itu terkesan dan memuji Yang Sun penuh keberuntungan. Ia dengar bangsawan itu hanya pergi ke tempat gisaeng. Pedagang buku lain mengeluh Yang Sun ingin memonopoli perdagangan buku. Yang Sun meleletkan lidah dan berlari pergi.

Malamnya ia pergi ke tempat gisaeng untuk menemui pelajar yang dimaksud. Saat tiba di depan ruangannya, Yang Sun berbisik memanggil pelajar itu.

Namun yang terdengar dari dalam malah suara seorang pria meminta seorang wanita mengangkat roknya hingga betisnya terlihat. Yang Sun bergumam pelajar itu ternyata tidak hanya tertarik pada buku.

Yang Sun mencoba memanggilnya lagi beberapa kali dan memperkenalkan dirinya sebagai penjual buku. Tapi tidak terdengar suara apapun. Ia memberanikan diri membuka pintu.

Terlihat seorang gisaeng sedang berpose dengan rok terangkat hingga ke betis. Di seberangnya, seorang pria sedang melukis gisaeng tersebut. Pria itu berkata ia tidak pernah memanggil penjual buku. Gisaeng itu mengusir Yang Sun karena salah kamar dan memberitahu kamar yang benar ada di ujung.

Pria itu menoleh. Ia nampak tertegun melihat Yang Sun. Yang Sun meminta maaf.


Ia keluar dari ruangan. Seorang pria sudah menunggunya dan bertanya apa yang disembunyikan Yang Sun di lengan bajunya. Yang Sun memperlihatkan isi lengan bajunya. Ternyata seekor tupai yang kakinya terluka. Ia diminta merawat tupai itu.

Pria itu menarik nafas panjang. Yang Sun berkata ia membaca banyak buku medis jadi banyak yang mencarinya daripada ke tabib karena gratis. Pria itu berkata seharusnya Yang Sun meninggalkan tupai itu di rumah. Yang Sun berkata ini keadaan darurat jadi ia tidak sempat karena terburu-buru ke sini.

“Tapi senior, kudengar pelajar Eum Seok Gol memiliki banyak rak buku di istana. Apakah itu benar Kudengar hanya dalam 3 bulan ia membeli lebih dari ratusan buku.”

Senior tidak menjawabnya. Terdengar suara seorang wanita dari dalam menyuruh mereka masuk.

Yang Sun masuk seorang diri. Gisaeng itu menurunkan tirai. Di balik meja duduk seorang pria yang menutupi wajahnya dengan kipas. Begitu tirai tertutup, ia menutup kipasnya. Sung Yeol.

Sung Yeol bertanya apakah Yang Sun bisa mendapatkan buku apapun. Yang Sun mengiyakan. Ia bisa mencari buku apapun, dari buku pendidikan hingga buku erotis.

“Bisakah kau mencari jurnal PM Jung Hyun?” tanya Sung Yeol.

Yang Sun bingung. Ini pertama kalinya ia mendengar nama Jung Hyun. Ia bertanya apakah itu nama PM dari Joseon.

Tiba-tiba tupai dari lengan baju Yang Sun berlari menuju meja ke pangkuan Sung Yeol. Tanpa pikir panjang Yang Sun menyibak tirai dan menggeledah Sung Yeol.

Sung Yeol membiarkannya meski jelas ia terganggu. Gisaeng di ruangan itu juga terkejut dengan keberanian Yang Sun tapi ia diam karena Sung Yeol membiarkannya.


Akhirnya Yang Sun menemukan tupai nakal itu. Sung Yeol mengibaskan jubahnya dengan kesal. Barulah Yang Sun mengangkat kepala dan melihat wajah Sung Yeol. Ia terpana.

“Ia memiliki kecantikan melebihi seorang wanita,” batinnya.


Yang Sun berkata tupai itu pasti lebih menyukai Sung Yeol hingga langsung berlari kepadanya.

Sung Yeol tampaknya baru menyadari bahwa wajahnya terlihat oleh Yang Sun. Ia segera menutupi wajahnya dengan lengannya. Yang Sun kebingungan. Ia mengendus-endus dirinya sendiri mengira tubuhnya bau hingga Sung Yeol menutupi hidungnya. 

Tiba-tiba ia mengaduh. Tupai itu menggigit tangan Yang Sun hingga mengeluarkan darah. Mata Sung Yeol terbelalak melihat darah Yang Sun. Ia memalingkan wajah untuk menyembunyikan matanya yang memerah dan taringnya yang memanjang.

Episode selanjutnya : Episode 2 

0 Komentar untuk "Sinopsis Scholar Who Walks The Night Episode 1"

Back To Top